Jumat, 13 September 2013

post partum blus

Post partum blues adalah keadaan di mana seorang ibu mengalami perasaan tidak nyaman (kesedihan atau kemurungan)/gangguan suasana hati setelah persalinan, yang berkaitan dengan hubungannya dengan si bayi, atau pun dengan dirinya sendiri. Ketika plasenta dikeluarkan pada saat persalinan, terjadi perubahan hormon yang melibatkan endorphin, progesteron, dan estrogen dalam tubuh Ibu, yang dapat mempengaruhi kondisi fisik, mental dan emosional Ibu.
Post-partum blues sendiri sudah dikenal sejak lama. Savage pada tahun 1875 telah menulis referensi di literature kedokteran mengenai suatu keadaan disforia ringan pasca-salin yang disebut sebagai ‘milk fever’ karena gejala
disforia tersebut muncul bersamaan dengan laktasi. Dewasa ini, post-partum blues (PPB) atau sering juga disebut maternity blues atau baby blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan afek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan atau pada saat fase taking in, cenderung akan memburuk pada hari ketiga sampai kelima dan berlangsung dalam rentang waktu 14 hari atau dua minggu pasca persalinan.

A.     Etiologi
Mengenali penyebab post partum blues juga merupakan hal yang berguna dalam mendeteksi adanya gangguan psikologi ini pada ibu. Selain bisa mengantisipasi kita juga bisa memahami kondisi ibu sepenuhnya.
Post partum ini biasanya disebabkan oleh:
• Perubahan Hormon
• Faktor usia ( hamil usia muda, primipara, belum matangnya reproduksi, dll)
• Ketidaksiapan ibu menghadapi persalinan
• Stress
• ASI tidak keluar
• Frustasi karena bayi tidak mau tidur, nangis dan gumoh
• Kelelahan pasca melahirkan, dan sakitnya akibat operasi.
• Suami yang tidak membantu, tidak mau mengerti perasaan istri maupun persoalan lainnya dengan suami.
• Problem dengan Orangtua dan Mertua.
• Takut kehilangan bayi
• Sendirian mengurus bayi, tidak ada yang membantu.
• Problem dengan si Sulung.
• Ibu yang pernah mengalami gangguan kecemasaan termasuk depresi sebelum hamil
• Kejadian-kejadian sebagai stressor yang terjadi pada ibu hamil, seperti kehilangan suaminya.
• Kondisi bayi yang cacat, atau memerlukan perawatan khusus pasca melahirkan yang tidak pernah dibayangkan oleh sang ibu sebelumnya.
• Ketergantungan pada alkohol atau narkoba
• Kurangnya dukungan yang diberikan oleh anggota keluarga, suami, dan teman
• Kurangnya komunikasi, perhatian, dan kasih sayang dari suami, atau pacar, atau orang yang bersangkutan dengan sang ibu.
• Mempunyai permasalahan keuangan menyangkut biaya, dan perawatan bayi.
• Kurangnya kasih sayang dimasa kanak-kanak
B.        Manifestasi Klinis
Gejala-gejala postpartum blues ini bisa terlihat dari perubahan sikap seorang ibu. Gejala tersebut biasanya muncul pada hari ke-3 atau ke-6 hari setelah melahirkan. Beberapa perubahan sikap tersebut diantaranya Ibu sering tiba-tiba menangis karena merasa tidak bahagia, penakut, tidak mau makan, tidak mau bicara, sakit kepala sering berganti mood, mudah tersinggung (iritabilitas), merasa terlalu sensitif dan cemas berlebihan, tidak bergairah, khususnya terhadap hal yang semula sangat diminati, tidak mampu berkonsentrasi dan sangat sulit membuat keputusan, merasa tidak mempunyai ikatan batin dengan si kecil yang baru saja di lahirkan , insomnia yang berlebihan. Gejala-gejala itu mulai muncul setelah persalinan dan pada umumnya akan menghilang dalam waktu antara beberapa jam sampai beberapa hari. Namun jika masih berlangsung beberapa minggu atau beberapa bulan itu dapat disebut postpartum depression
C.      Gejala postpartum blues
Perlu kita curigai jika terdapat gejala-gejala seperti ini:
Gejala Utama
• Cemas tanpa sebab.
• Menangis tanpa sebab
• Tidak sabar
• Tidak percaya diri
• Sensitive
• Mudah tersinggung
• Merasa kurang menyayangi bayinya
• Perasaan negatif terhadap bayi yang dilahirkannya
• Kesulitan untuk tidur
• Perubahan drastis berat badan
• Kelelahan dan lesu
• Adanya perasaan untuk membenci pada diri sendiri, perasaan bersalah, individu merasa dirinya tidak berguna untuk orang lain
• Samasekali tidak bisa berkonsentrasi terhadap masalah kecil sekali pun
• Menarik diri dari lingkungan, kehilangan terhadap minat social
• Mudah marah, mudah terhasut dan kegelisahan secara mendalam
• Kehilangan gairah terhadap sesuatu hal (aktivitas)
Gejala Medis
Sampai saat ini belum ada alat test khusus yang dapat mendiagnosa secara langsung post partum blues. Secara medis, dokter menyimpulkan beberapa simtom yang tampak dapat disimpulkan sebagai gangguan post partum blues bila memenuhi kriteria gejala yang ada. Kekurangan hormon tyroid yang ditemukan pada individu yang mengalami kelelahan luar biasa (fatigue) ditemukan juga pada ibu yang mengalami post partum blues mempunyai jumlah kadar tyroid yang sangat rendah.
Selain gejala di atas perlu juga kita perhatikan tingkah laku ibu dan hal hal yang mungkin ia keluhkan, seperti:
• Menangis dan ditambah ketakutan tidak bisa memberi asi
• Frustasi karena anak tidak mau tidur
• Ibu merasa lelah, migraine dan cenderung sensitive
• Merasa sebal terhadap suami
• Masalah dalam menghadapi omongan ibu mertua
• Menangis dan takut apabila bayinya meninggal
• Menahan rasa rindu dan merasa jauh dari suami
• Menghabiskan waktu bersama bayi yang terus menerus menangis sehingga membuat ibu frustasi
• Perilaku anak semakin nakal sehingga ibu menjadi stress
• Adanya persoalan dengan suami
• Terganggunya tidur ibu pada malam hari karena bayinya menangis
• Jika ibu mengalami luka operasi, yang rasa sakitnya menambah masalah bagi ibu.
• Setiap kegiatan ibu menjadi terbatas karena hadirnya seorang bayi
• Takut melakukan hubungan suami isteri karena takut mengganggu bayi
• Kebanyakan para ibu baru ingin pulang ke rumah orangtuanya dan berada
didekat ibunya.
D.      Patofisilologi
Sejarah kehamilan adalah factor utama yang bisa menimbulkan terjadinya baby blues ini atau biasa dikenal dengan post partum blues. Riwayat seperti kehamilan yang tidak di inginkan, adanya problem dengan orang tua atau mertua, kurangnya biaya untuk persalinan, kurangnya perhatin yang diberikan pada si ibu dan factor  ari etiologi serta factor psikolog lainnya  merupakan penyebab utama. Penurunan kadar estrogen setelah melahirkan sangat berpengaruh pada gangguan emosional pascapartum karena estrogen memiliki efek supresi aktifitas enzim monoamine oksidase yaitu suatu enzim otak yang bekerja menginaktifasi nonadrenalin dan serotonin yang berperan dalam perubahan mood dan kejadian depresi.  Karena proses ini pula seorang ibu setelah melahirkan mengalami perubahan pada tingkat emosional. Biasanya ibu akan mengalami kenaikan dalam resons psikologisnya, sensitive dan lebih membutuhkan perhatian, kasih sayang dari orang di sekitarnya yang di anggap penting baginya. Keabnormalitasan pada post partum blues ini mengakibatkan rasa tidak nyaman, kecemasan yang mendalam pada diri ibu, tek jarang terkadang seorang ibu menangis tanpa sebab yang pasti. Khawatir pada bayinya dengan kekhawatiran yang berlebihan

E.     Pemeriksaan Diagnostik
Sampai saat ini belum ada alat test khusus yang dapat mendiagnosa secara langsung post partum blues. Secara medis, dokter menyimpulkan beberapa simtom yang tampak dapat disimpulkan sebagai gangguan depresi post partum blues bila memenuhi kriteria gejala yang ada. Kekurangan hormon tyroid yang ditemukan pada individu yang mengalami kelelahan luar biasa (fatigue) ditemukan juga pada ibu yang mengalami post partum blues mempunyai jumlah kadar tyroid yang sangat rendah.
Skrining untuk mendeteksi gangguan mood/depresi sudah merupakan acuan pelayanan pasca salin yang rutin dilakukan. Untuk skrining ini dapat dipergunakan beberapa kuesioner dengan sebagai alat bantu. Endinburgh Posnatal Depression Scale (EPDS) merupakan kuesioner dengan validitas yang teruji yang dapat mengukur intensitas perubahan perasaan depresi selama 7 hari pasca salin. Pertanyaan-pertanyaannya berhubungan dengan labilitas perasaan, kecemasan, perasaan bersalah serta mencakup hal-hal lain yang terdapat pada post-partum blues . Kuesioner ini terdiri dari 10 (sepuluh) pertanyaan, di mana setiap pertanyaan memiliki 4 (empat) pilihan jawaban yang mempunyai nilai skor dan harus dipilih satu sesuai dengan gradasi perasaan yang dirasakan ibu pasca salin saat itu. Pertanyaan harus dijawab sendiri oleh ibu dan rata-rata dapat diselesaikan dalam waktu 5 menit. Cox et. Al., mendapati bahwa nilai skoring lebih besar dari 12 (dua belas) memiliki sensitifitas 86% dan nilai prediksi positif 73% untuk mendiagnosis kejadian post-partum blues . EPDS juga telah teruji validitasnya di beberapa negara seperti Belanda, Swedia, Australia, Italia, dan Indonesia. EPDS dapat dipergunakan dalam minggu pertama pasca salin dan bila hasilnya meragukan dapat diulangi pengisiannya 2 (dua) minggu kemudian.
F.      Pencegahan Postpartum Blues
Berikut ini beberapa kiat yang mungkin dapat mengurangi resiko Postpartum Blues yaitu :
• Pelajari diri sendiri
Pelajari dan mencari informasi mengenai Postpartum Blues, sehingga Anda sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka Anda akan segera mendapatkan bantuan secepatnya.
• Tidur dan makan yang cukup
Diet nutrisi cukup penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang terbaik dengan makan dan tidur yang cukup. Keduanya penting selama periode postpartum dan kehamilan.
• Olahraga
Olahraga adalah kunci untuk mengurangi postpartum. Lakukan peregangan selama 15 menit dengan berjalan setiap hari, sehingga membuat Anda merasa lebih baik dan menguasai emosi berlebihan dalam diri Anda.
• Hindari perubahan hidup sebelum atau sesudah melahirkan
Jika memungkinkan, hindari membuat keputusan besar seperti membeli rumah atau pindah kerja, sebelum atau setelah melahirkan. Tetaplah hidup secara sederhana dan menghindari stres, sehingga dapat segera dan lebih mudah menyembuhkan postpartum yang diderita.
• Beritahukan perasaan
Jangan takut untuk berbicara dan mengekspresikan perasaan yang Anda inginkan dan butuhkan demi kenyamanan Anda sendiri. Jika memiliki masalah dan merasa tidak nyaman terhadap sesuatu, segera beritahukan pada pasangan atau orang terdekat.
• Dukungan keluarga dan orang lain diperlukan
Dukungan dari keluarga atau orang yang Anda cintai selama melahirkan, sangat diperlukan. Ceritakan pada pasangan atau orangtua Anda, atau siapa saja yang bersedia menjadi pendengar yang baik. Yakinkan diri Anda, bahwa mereka akan selalu berada di sisi Anda setiap mengalami kesulitan.
• Persiapkan diri dengan baik
Persiapan sebelum melahirkan sangat diperlukan.
• Senam Hamil
Kelas senam hamil akan sangat membantu Anda dalam mengetahui berbagai informasi yang diperlukan, sehingga nantinya Anda tak akan terkejut setelah keluar dari kamar bersalin. Jika Anda tahu apa yang diinginkan, pengalaman traumatis saat melahirkan akan dapat dihindari.
• Lakukan pekerjaan rumah tangga.
Pekerjaan rumah tangga sedikitnya dapat membantu Anda melupakan golakan perasaan yang terjadi selama periode postpartum. Kondisi Anda yang belum stabil, bisa Anda curahkan dengan memasak atau membersihkan rumah. Mintalah dukungan dari keluarga dan lingkungan Anda, meski pembantu rumah tangga Anda telah melakukan segalanya.
• Dukungan emosional
Dukungan emosi dari lingkungan dan juga keluarga, akan membantu Anda dalam mengatasi rasa frustasi yang menjalar. Ceritakan kepada mereka bagaimana perasaan serta perubahan kehidupan Anda, hingga Anda merasa lebih baik setelahnya.
• Dukungan kelompok Postpartum Blues
Dukungan terbaik datang dari orang-orang yang ikut mengalami dan merasakan hal yang sama dengan Anda. Carilah informasi mengenai adanya kelompok Postpartum Blues yang bisa Anda ikuti, sehingga Anda tidak merasa sendirian menghadapi persoalan ini.
G.     Penatalaksanaan
Cara mengatasi gangguan psikologi pada nifas dengan postpartum blues ada dua cara yaitu :
1.      Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik
Tujuan dari komunikasi terapeutik adalah menciptakan hubungan baik antara bidan dengan pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara :
• Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi
• Dapat memahami dirinya
• Dapat mendukung tindakan konstruktif.

2.      Dengan cara peningkatan support mental
Beberapa cara peningkatan support mental yang dapat dilakukan keluarga diantaranya :
• Sekali-kali ibu meminta suami untuk membantu dalam mengerjakan pekerjaan rumah seperti : membantu mengurus bayinya, memasak, menyiapkan susu dll.
• Memanggil orangtua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam menghadapi kesibukan merawat bayi
• Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan lebih perhatian terhadap istrinya
• Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama yang akan lahir
• Memperbanyak dukungan dari suami
• Suami menggantikan peran isteri ketika isteri kelelahan
• Ibu dianjurkan sering sharing dengan teman-temannya yang baru saja melahirkan
• Bayi menggunakan pampers untuk meringankan kerja ibu
• mengganti suasana, dengan bersosialisasi
• Suami sering menemani isteri dalam mengurus bayinya

Selain hal diatas, penanganan pada klien postpartum blues pun dapat dilakukan pada diri klien sendiri, diantaranya dengan cara :
• Belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi
• Tidurlah ketika bayi tidur
• Berolahraga ringan
• Ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu
• Tidak perfeksionis dalam hal mengurusi bayi
• Bicarakan rasa cemas dan komunikasikan
• Bersikap fleksibel
• Kesempatan merawat bayi hanya datang 1 x
• Bergabung dengan kelompok ibu

post partum blus

Post partum blues adalah keadaan di mana seorang ibu mengalami perasaan tidak nyaman (kesedihan atau kemurungan)/gangguan suasana hati setelah persalinan, yang berkaitan dengan hubungannya dengan si bayi, atau pun dengan dirinya sendiri. Ketika plasenta dikeluarkan pada saat persalinan, terjadi perubahan hormon yang melibatkan endorphin, progesteron, dan estrogen dalam tubuh Ibu, yang dapat mempengaruhi kondisi fisik, mental dan emosional Ibu.
Post-partum blues sendiri sudah dikenal sejak lama. Savage pada tahun 1875 telah menulis referensi di literature kedokteran mengenai suatu keadaan disforia ringan pasca-salin yang disebut sebagai ‘milk fever’ karena gejala
disforia tersebut muncul bersamaan dengan laktasi. Dewasa ini, post-partum blues (PPB) atau sering juga disebut maternity blues atau baby blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan afek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan atau pada saat fase taking in, cenderung akan memburuk pada hari ketiga sampai kelima dan berlangsung dalam rentang waktu 14 hari atau dua minggu pasca persalinan.

A.     Etiologi
Mengenali penyebab post partum blues juga merupakan hal yang berguna dalam mendeteksi adanya gangguan psikologi ini pada ibu. Selain bisa mengantisipasi kita juga bisa memahami kondisi ibu sepenuhnya.
Post partum ini biasanya disebabkan oleh:
• Perubahan Hormon
• Faktor usia ( hamil usia muda, primipara, belum matangnya reproduksi, dll)
• Ketidaksiapan ibu menghadapi persalinan
• Stress
• ASI tidak keluar
• Frustasi karena bayi tidak mau tidur, nangis dan gumoh
• Kelelahan pasca melahirkan, dan sakitnya akibat operasi.
• Suami yang tidak membantu, tidak mau mengerti perasaan istri maupun persoalan lainnya dengan suami.
• Problem dengan Orangtua dan Mertua.
• Takut kehilangan bayi
• Sendirian mengurus bayi, tidak ada yang membantu.
• Problem dengan si Sulung.
• Ibu yang pernah mengalami gangguan kecemasaan termasuk depresi sebelum hamil
• Kejadian-kejadian sebagai stressor yang terjadi pada ibu hamil, seperti kehilangan suaminya.
• Kondisi bayi yang cacat, atau memerlukan perawatan khusus pasca melahirkan yang tidak pernah dibayangkan oleh sang ibu sebelumnya.
• Ketergantungan pada alkohol atau narkoba
• Kurangnya dukungan yang diberikan oleh anggota keluarga, suami, dan teman
• Kurangnya komunikasi, perhatian, dan kasih sayang dari suami, atau pacar, atau orang yang bersangkutan dengan sang ibu.
• Mempunyai permasalahan keuangan menyangkut biaya, dan perawatan bayi.
• Kurangnya kasih sayang dimasa kanak-kanak
B.        Manifestasi Klinis
Gejala-gejala postpartum blues ini bisa terlihat dari perubahan sikap seorang ibu. Gejala tersebut biasanya muncul pada hari ke-3 atau ke-6 hari setelah melahirkan. Beberapa perubahan sikap tersebut diantaranya Ibu sering tiba-tiba menangis karena merasa tidak bahagia, penakut, tidak mau makan, tidak mau bicara, sakit kepala sering berganti mood, mudah tersinggung (iritabilitas), merasa terlalu sensitif dan cemas berlebihan, tidak bergairah, khususnya terhadap hal yang semula sangat diminati, tidak mampu berkonsentrasi dan sangat sulit membuat keputusan, merasa tidak mempunyai ikatan batin dengan si kecil yang baru saja di lahirkan , insomnia yang berlebihan. Gejala-gejala itu mulai muncul setelah persalinan dan pada umumnya akan menghilang dalam waktu antara beberapa jam sampai beberapa hari. Namun jika masih berlangsung beberapa minggu atau beberapa bulan itu dapat disebut postpartum depression
C.      Gejala postpartum blues
Perlu kita curigai jika terdapat gejala-gejala seperti ini:
Gejala Utama
• Cemas tanpa sebab.
• Menangis tanpa sebab
• Tidak sabar
• Tidak percaya diri
• Sensitive
• Mudah tersinggung
• Merasa kurang menyayangi bayinya
• Perasaan negatif terhadap bayi yang dilahirkannya
• Kesulitan untuk tidur
• Perubahan drastis berat badan
• Kelelahan dan lesu
• Adanya perasaan untuk membenci pada diri sendiri, perasaan bersalah, individu merasa dirinya tidak berguna untuk orang lain
• Samasekali tidak bisa berkonsentrasi terhadap masalah kecil sekali pun
• Menarik diri dari lingkungan, kehilangan terhadap minat social
• Mudah marah, mudah terhasut dan kegelisahan secara mendalam
• Kehilangan gairah terhadap sesuatu hal (aktivitas)
Gejala Medis
Sampai saat ini belum ada alat test khusus yang dapat mendiagnosa secara langsung post partum blues. Secara medis, dokter menyimpulkan beberapa simtom yang tampak dapat disimpulkan sebagai gangguan post partum blues bila memenuhi kriteria gejala yang ada. Kekurangan hormon tyroid yang ditemukan pada individu yang mengalami kelelahan luar biasa (fatigue) ditemukan juga pada ibu yang mengalami post partum blues mempunyai jumlah kadar tyroid yang sangat rendah.
Selain gejala di atas perlu juga kita perhatikan tingkah laku ibu dan hal hal yang mungkin ia keluhkan, seperti:
• Menangis dan ditambah ketakutan tidak bisa memberi asi
• Frustasi karena anak tidak mau tidur
• Ibu merasa lelah, migraine dan cenderung sensitive
• Merasa sebal terhadap suami
• Masalah dalam menghadapi omongan ibu mertua
• Menangis dan takut apabila bayinya meninggal
• Menahan rasa rindu dan merasa jauh dari suami
• Menghabiskan waktu bersama bayi yang terus menerus menangis sehingga membuat ibu frustasi
• Perilaku anak semakin nakal sehingga ibu menjadi stress
• Adanya persoalan dengan suami
• Terganggunya tidur ibu pada malam hari karena bayinya menangis
• Jika ibu mengalami luka operasi, yang rasa sakitnya menambah masalah bagi ibu.
• Setiap kegiatan ibu menjadi terbatas karena hadirnya seorang bayi
• Takut melakukan hubungan suami isteri karena takut mengganggu bayi
• Kebanyakan para ibu baru ingin pulang ke rumah orangtuanya dan berada
didekat ibunya.
D.      Patofisilologi
Sejarah kehamilan adalah factor utama yang bisa menimbulkan terjadinya baby blues ini atau biasa dikenal dengan post partum blues. Riwayat seperti kehamilan yang tidak di inginkan, adanya problem dengan orang tua atau mertua, kurangnya biaya untuk persalinan, kurangnya perhatin yang diberikan pada si ibu dan factor  ari etiologi serta factor psikolog lainnya  merupakan penyebab utama. Penurunan kadar estrogen setelah melahirkan sangat berpengaruh pada gangguan emosional pascapartum karena estrogen memiliki efek supresi aktifitas enzim monoamine oksidase yaitu suatu enzim otak yang bekerja menginaktifasi nonadrenalin dan serotonin yang berperan dalam perubahan mood dan kejadian depresi.  Karena proses ini pula seorang ibu setelah melahirkan mengalami perubahan pada tingkat emosional. Biasanya ibu akan mengalami kenaikan dalam resons psikologisnya, sensitive dan lebih membutuhkan perhatian, kasih sayang dari orang di sekitarnya yang di anggap penting baginya. Keabnormalitasan pada post partum blues ini mengakibatkan rasa tidak nyaman, kecemasan yang mendalam pada diri ibu, tek jarang terkadang seorang ibu menangis tanpa sebab yang pasti. Khawatir pada bayinya dengan kekhawatiran yang berlebihan

E.     Pemeriksaan Diagnostik
Sampai saat ini belum ada alat test khusus yang dapat mendiagnosa secara langsung post partum blues. Secara medis, dokter menyimpulkan beberapa simtom yang tampak dapat disimpulkan sebagai gangguan depresi post partum blues bila memenuhi kriteria gejala yang ada. Kekurangan hormon tyroid yang ditemukan pada individu yang mengalami kelelahan luar biasa (fatigue) ditemukan juga pada ibu yang mengalami post partum blues mempunyai jumlah kadar tyroid yang sangat rendah.
Skrining untuk mendeteksi gangguan mood/depresi sudah merupakan acuan pelayanan pasca salin yang rutin dilakukan. Untuk skrining ini dapat dipergunakan beberapa kuesioner dengan sebagai alat bantu. Endinburgh Posnatal Depression Scale (EPDS) merupakan kuesioner dengan validitas yang teruji yang dapat mengukur intensitas perubahan perasaan depresi selama 7 hari pasca salin. Pertanyaan-pertanyaannya berhubungan dengan labilitas perasaan, kecemasan, perasaan bersalah serta mencakup hal-hal lain yang terdapat pada post-partum blues . Kuesioner ini terdiri dari 10 (sepuluh) pertanyaan, di mana setiap pertanyaan memiliki 4 (empat) pilihan jawaban yang mempunyai nilai skor dan harus dipilih satu sesuai dengan gradasi perasaan yang dirasakan ibu pasca salin saat itu. Pertanyaan harus dijawab sendiri oleh ibu dan rata-rata dapat diselesaikan dalam waktu 5 menit. Cox et. Al., mendapati bahwa nilai skoring lebih besar dari 12 (dua belas) memiliki sensitifitas 86% dan nilai prediksi positif 73% untuk mendiagnosis kejadian post-partum blues . EPDS juga telah teruji validitasnya di beberapa negara seperti Belanda, Swedia, Australia, Italia, dan Indonesia. EPDS dapat dipergunakan dalam minggu pertama pasca salin dan bila hasilnya meragukan dapat diulangi pengisiannya 2 (dua) minggu kemudian.
F.      Pencegahan Postpartum Blues
Berikut ini beberapa kiat yang mungkin dapat mengurangi resiko Postpartum Blues yaitu :
• Pelajari diri sendiri
Pelajari dan mencari informasi mengenai Postpartum Blues, sehingga Anda sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka Anda akan segera mendapatkan bantuan secepatnya.
• Tidur dan makan yang cukup
Diet nutrisi cukup penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang terbaik dengan makan dan tidur yang cukup. Keduanya penting selama periode postpartum dan kehamilan.
• Olahraga
Olahraga adalah kunci untuk mengurangi postpartum. Lakukan peregangan selama 15 menit dengan berjalan setiap hari, sehingga membuat Anda merasa lebih baik dan menguasai emosi berlebihan dalam diri Anda.
• Hindari perubahan hidup sebelum atau sesudah melahirkan
Jika memungkinkan, hindari membuat keputusan besar seperti membeli rumah atau pindah kerja, sebelum atau setelah melahirkan. Tetaplah hidup secara sederhana dan menghindari stres, sehingga dapat segera dan lebih mudah menyembuhkan postpartum yang diderita.
• Beritahukan perasaan
Jangan takut untuk berbicara dan mengekspresikan perasaan yang Anda inginkan dan butuhkan demi kenyamanan Anda sendiri. Jika memiliki masalah dan merasa tidak nyaman terhadap sesuatu, segera beritahukan pada pasangan atau orang terdekat.
• Dukungan keluarga dan orang lain diperlukan
Dukungan dari keluarga atau orang yang Anda cintai selama melahirkan, sangat diperlukan. Ceritakan pada pasangan atau orangtua Anda, atau siapa saja yang bersedia menjadi pendengar yang baik. Yakinkan diri Anda, bahwa mereka akan selalu berada di sisi Anda setiap mengalami kesulitan.
• Persiapkan diri dengan baik
Persiapan sebelum melahirkan sangat diperlukan.
• Senam Hamil
Kelas senam hamil akan sangat membantu Anda dalam mengetahui berbagai informasi yang diperlukan, sehingga nantinya Anda tak akan terkejut setelah keluar dari kamar bersalin. Jika Anda tahu apa yang diinginkan, pengalaman traumatis saat melahirkan akan dapat dihindari.
• Lakukan pekerjaan rumah tangga.
Pekerjaan rumah tangga sedikitnya dapat membantu Anda melupakan golakan perasaan yang terjadi selama periode postpartum. Kondisi Anda yang belum stabil, bisa Anda curahkan dengan memasak atau membersihkan rumah. Mintalah dukungan dari keluarga dan lingkungan Anda, meski pembantu rumah tangga Anda telah melakukan segalanya.
• Dukungan emosional
Dukungan emosi dari lingkungan dan juga keluarga, akan membantu Anda dalam mengatasi rasa frustasi yang menjalar. Ceritakan kepada mereka bagaimana perasaan serta perubahan kehidupan Anda, hingga Anda merasa lebih baik setelahnya.
• Dukungan kelompok Postpartum Blues
Dukungan terbaik datang dari orang-orang yang ikut mengalami dan merasakan hal yang sama dengan Anda. Carilah informasi mengenai adanya kelompok Postpartum Blues yang bisa Anda ikuti, sehingga Anda tidak merasa sendirian menghadapi persoalan ini.
G.     Penatalaksanaan
Cara mengatasi gangguan psikologi pada nifas dengan postpartum blues ada dua cara yaitu :
1.      Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik
Tujuan dari komunikasi terapeutik adalah menciptakan hubungan baik antara bidan dengan pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara :
• Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi
• Dapat memahami dirinya
• Dapat mendukung tindakan konstruktif.

2.      Dengan cara peningkatan support mental
Beberapa cara peningkatan support mental yang dapat dilakukan keluarga diantaranya :
• Sekali-kali ibu meminta suami untuk membantu dalam mengerjakan pekerjaan rumah seperti : membantu mengurus bayinya, memasak, menyiapkan susu dll.
• Memanggil orangtua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam menghadapi kesibukan merawat bayi
• Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan lebih perhatian terhadap istrinya
• Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama yang akan lahir
• Memperbanyak dukungan dari suami
• Suami menggantikan peran isteri ketika isteri kelelahan
• Ibu dianjurkan sering sharing dengan teman-temannya yang baru saja melahirkan
• Bayi menggunakan pampers untuk meringankan kerja ibu
• mengganti suasana, dengan bersosialisasi
• Suami sering menemani isteri dalam mengurus bayinya

Selain hal diatas, penanganan pada klien postpartum blues pun dapat dilakukan pada diri klien sendiri, diantaranya dengan cara :
• Belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi
• Tidurlah ketika bayi tidur
• Berolahraga ringan
• Ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu
• Tidak perfeksionis dalam hal mengurusi bayi
• Bicarakan rasa cemas dan komunikasikan
• Bersikap fleksibel
• Kesempatan merawat bayi hanya datang 1 x
• Bergabung dengan kelompok ibu

Sabtu, 24 Agustus 2013

kumpulan kasus askeb IV


TUGAS KASUS ASKEB IV

OLEH
SISKA DESTA ROZA (11211152­)
II B
D-III KEBIDANAN

Dosen Pembimbing
Devi Syarief.S.Si.T, M,keb
 
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2012/2013


SOAL KASUS ASKEB IV
KASUS I
SWeorang perempuan berusia 24 tahun datang ke Puskesmas untuk periksa hamil. Anamnesis dan pemeriksaan: mual, muntah, susah tidur, dan merasa cepat lelah serta buang air kecil berwarna coklat seperti air teh sejak 2 minggu yang lalu. TD:100/70mmHg, N:80x/menit, P:22x/menit, S:37oC, muka terlihat kuning, pucat, conjungtiva pucat, sklera ikterik, kuku terlihat kuning dan pucat. TFU 3 jari di atas pusat. Hb 10 gr%.

1.      Apakah data fokus pada kasus di atas? (tuliskan data subjektif dan objektif)
  JAWAB
Data subjektif
·         Ibu mengatakan mual muntah
·         Ibu mengatakan susah tidur dan merasa cepat lelah
·          Ibu mengatakan buang air kecil berwarna coklat seperti air teh sejak 2 minggu yang lalu.
Data objektif
1.      Keadaan umun
·         TD:100/70mmHg,
·         N:80x/menit,
·         P:22x/menit,
·         S:37oC,
2.      inspeksi
·         muka terlihat kuning, pucat,
·          conjungtiva pucat,
·         sklera ikterik,
·          kuku terlihat kuning dan pucat.
3.      Palpasi
TFU 3 jari di atas pusat.
4.      Pemeriksaan laboratorium
Hb 10 gr%.
2.      Apakah diagnosa yang paling mungkin pada kasus di atas?
JAWAB
Ibu hamil G1P0A0H0 ,  usia kehamilan 28 minggu , janin hidup , tunggal , interauterin , let-kep, puka , keadaan jalan lahir normal, KU sedang dan janin baik dengan hepatitis
Dasar:
1.      Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertamanya
2.      Palpasi TFU 3 jari diatas pusat    
3.      DJJ +
4.      Saat palpasi hanya teraba satu bagia besar janin
5.      Ibu tidak merasa nyeri saat palpasi

6.      Palpasi  :
Leopold I        : TFU 3 jari diatas pusat
Leopold II       : PU-KA
Leopold III     : let kep
Leopold IV     :(belum masuk PAP)
7.      TTV  dalam batas normal
8.      mual, muntah, susah tidur, dan merasa cepat lelah serta buang air kecil berwarna coklat seperti air teh sejak 2 minggu yang lalu , muka terlihat kuning, pucat, conjungtiva pucat, sklera ikterik, kuku terlihat kuning dan pucat
3.      Apakah rencana asuhan kebidanan yang paling tepat diberikan?
JAWAB
Ø  Penderita harus tirah baring di rumah sakit sampai gejala icterus hilang dan bilirubin dalam serum menjadi normal. Makanan diberikan dengan sedikit mengandung lemak tetapi tinggi protein dan karbohydrat
Ø  Pemberian makanan intravena mungkin perlu selama fase akut bila pasienterus menerus muntah
Ø  Perlu diingat pada hepatitis virus yang aktif dan cukup berat, mempunyai risiko untuk terjadi perdarahan post-partum, karena menurun-nya kadar vitamin K
Ø  Memberitahu ibu untuk memakan makanan yang bergizi dan banyak mengkonsumsi sayur
Ø  Menganjurkan ibu untuk tidak minum kopi dan tidak memini=um minuman yang beralkohol dan kurangi meminum teh
Ø  Member ibu tablet Fe agar ibu tidak terkena anemia yang dapat membahayakan kondisi ibu dan janin
Ø  Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup,yaitu 8 jam pada malam hari dan 2 jam pada siang hari
Ø  Menganjurkan ibu untuk tidak menularkan kepada anggota keluarga yang lain dengan menghususkan peralatan makanan dan minuman,seperti piring,gelas,sendok dll
Ø  Berkolaborasi dengan dr.spesialis penyakit dalam dan dr kandungan
Ø  Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu kemudian untuk mengetahui perkembangan ibu dan janin
4.      Apakah pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa pada kasus di atas?




JAWAB
Tes Diagnostik
*      . ASR (SGOT) / ALT (SGPT)
Awalnya meningkat. Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun. SGOT/SGPT merupakan enzim – enzim intra seluler yang terutama berada dijantung, hati dan jaringan skelet, terlepas dari jaringan yang rusak, meningkat pada kerusakan sel hati
*      Darah Lengkap (DL)
SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati)atau mengakibatkan perdarahan.
*      Leukopenia
Trombositopenia mungkin ada (splenomegali)
*      Diferensia Darah Lengkap
Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal dan sel plasma.
*      Alkali phosfatase
Agaknya meningkat (kecuali ada kolestasis berat)
*      Feses
Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati)
*      Albumin Serum
Menurn, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum disintesis oleh
hati dan karena itu kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.
*      Gula Darah
Hiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan fungsi hati).
*      Anti HAVIgM
Positif pada tipe A
*      HbsAG
Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A)
*      Masa Protrombin
Mungkin memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau berkurang.
Meningkat absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis protombin.
*      Bilirubin serum
Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk, mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler)
*      Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein)
Kadar darah meningkat.
BPS dibersihkan dari darah, disimpan dan dikonyugasi dan diekskresi. Adanya
gangguan dalam satu proses ini menyebabkan kenaikan retensi BSP.
*      Biopsi Hati
Menujukkan diagnosis dan luas nekrosis
*      Skan Hati
Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkin hati.

*      Urinalisa
Peningkatan kadar bilirubin.
Gangguan eksresi bilirubin mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonyugasi. Karena bilirubin terkonyugasi larut dalam air, ia dsekresi dalam urin menimbulkan bilirubinuria.

KASUS II
Seorang perempuan berusia 32 tahun datang ke RS dalam keadaan kejang dengan usia kehamilan 34 minggu. Pemeriksaan: TD 130/100 mmHg, nadi dan pernafasan sangat cepat, terjadi hiperrefleksi pada ektremitas. TFU pertengahan pusat dan prossesus xipoideus. DJJ ada. Proteinuria 2++, tidak ada oedema.
1.      Apakah data fokus pada kasus di atas? (tuliskan data subjektif dan objektif)
JAWAB
Data subjektif
Data objektif
1.keadaan umum
·         TD 130/100 mmHg,
·         nadi dan
·         pernafasan sangat cepat,
·         terjadi hiperrefleksi pada ektremitas.
·         tidak ada oedema
   2.palpasi
TFU pertengahan pusat dan prossesus xipoideus.
   3.auskultasi
DJJ ada.
    4.Pemeriksaan penunjang
Proteinuria 2++
2.      Apakah kemungkinan diagnosa yang paling mungkin pada kasus di atas?
JAWAB
Ibu G2P1A1H1,usia kehamilan 34 minggu,janin hidup,tunggal,intauterin,presentasi kepala,Pu-Ki,keadaan jalan lahir normal,ku ibu dan janin buruk dengan eklampsia
DASAR :
·         Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang ke dua nya
·         Ibu mengatakan tidak datang haid sejak 34 minggu yang lalu
·         DJJ(+) dan terlihat gerakan janin
·         Teraba bagian besar janin
·         Ibu tidak merasa nyeri saat palpasi
·         Pada bagian terbawah perut ibu teraba bagian yang keras,bulat,melenting,kemungkinan kepala janin
·         PU-KI
·         Persalinan yang lalu normal
·         KU buruk
ü  Td 130/1000 mmhg
ü  Nadi dan pernafasan sangat cepat
·         Ibu dalam keadaan kejang, Proteinuria (++),Odema(-),Hiperrefleksi pada ekremitas
3.      Apakah tindakan segera paling tepat dilakukan bidan?
JAWAB
menghentikan berulangnya serangan kejang dan mengakhiri kehamilan secepatnya dengan cara yang aman setelah keadaan ibu mengizinkan. Penanganan yang dilakukan :
·         Beri obat anti konvulsan
·         Perlengkapan untuk penanganan kejang
·         Lindungi pasien dari kemungkinan trauma
·         aspirasi mulut dan tenggorokan
·         baringkan pasien pada sisi kiri
·         posisikan secar trandelenburg untuk mengurangi resiko aspirasi
·         berikan oksigen 4 – 6 liter / menit.
4.      Apakah rencana asuhan kebidanan yang paling tepat diberikan?
JAWAB
Ø  Memasang dauer kateter untuk mengetahui diutresis dan untuk menentukan protein di dalam air kencing secara kuantitatif
Ø  Menganjurkan keluarga untuk membantu mengatur posisi pasien dengan kaki sedikit lebih tinggi dari pada kepala untuk mengeluarkan lender yang menghambat jalan nafas ibu
Ø  Memantau perkembangan yang adekuat  dan ukur keseimbangan cairan , kateterisasi urin,keadaan umum ibu,reflek setiap jam agar tidak terjadi kejang berulang
Ø  Beri terapi obat anti kejang,dan magnesium sulfat (MgSO4)
5.      Apakah pemeriksaan penunjang lain yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa pada kasus di atas?
JAWAB
ü  Darah  :Hb, Haematokrit, dan golongan darah.
ü  Urine   : ditemukanya protein dalam urine 10 gram / hari atau lebih.
ü  USG    : mengetahui keadaan janin baik         / tidak, volume cairan ketuban                                      sedikit, janin intrauterine / tidak
KASUS III
Seorang perempuan berusia 28 tahun datang ke BPM dengan keluhan mual dan muntah terus menerus sejak 3 hari yang lalu, sudah lebih dari 10 kali dalam 24 jam, merasa pusing dan lelah serta nafsu makan menurun. Tidak datang haid sejak 2 bulan yang lalu. Pemeriksaan: TD:100/70 mmHg,  Nadi: 78x/mnt, Pernafasan: 21x/mnt  Suhu: 37,3°C, TFU belum teraba, DJJ belum terdengar, ibu tampak sangat lemah dan pucat. Turgor kulit masih baik.
1.      Apakah data fokus pada kasus di atas? (tuliskan data subjektif dan objektif)
JAWAB
Data subjektif
*      Ibu mengatakan usianya 28 tahun
*      Ibu mengatakan  keluhan mual dan muntah terus menerus sejak 3 hari yang lalu, sudah lebih dari 10 kali dalam 24 jam, merasa pusing dan lelah serta nafsu makan menurun.
*      Ibu mengatakan tidak datang haid sejak 2 bulan yang lalu
    Data objektif
1.      Keadaan umum
Ø  TD:100/70 mmHg,
Ø  Nadi: 78x/mnt,
Ø  Pernafasan: 21x/mnt 
Ø  Suhu: 37,3°C,
2.palpasi
TFU belum teraba
2.      auskultasi
 DJJ belum terdengar,
3.      inspeksi
ibu tampak sangat lemah dan pucat.
Turgor kulit masih baik
2.      Apakah kemungkinan diagnosa yang paling tepat pada kasus di atas?
Ibu G2P1A0H1 usia kehamilan 8 minggu ,ball(+),intrauterine,KU ibu kurang baik,dengan hiperemisis grafidarum
Dasar
- Tidak datang haid sejak 2 bulan yang lalu.
- TFU belum teraba, DJJ belum terdengar,
- KU kurang baik
ü  TD:100/70 mmHg, 
ü  Nadi: 78x/mnt,
ü  Pernafasan: 21x/mnt 
ü  Suhu: 37,3°C, ibu tampak sangat lemah dan pucat. Turgor kulit masih baik
- mual dan muntah terus menerus sejak 3 hari yang lalu, sudah lebih dari 10 kali dalam 24 jam, merasa pusing dan lelah serta nafsu makan menurun
3.      Apakah tindakan segera paling tepat dilakukan bidan?
JAWAB
1. Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut, juga tentang diet ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit – sedikit namun sering, jangan tiba – tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong, mual dan muntah, defekasi hendaknya diusahakan teratur
2. Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan
3. Menghindari kekurangan kardohidrat merupakan factor penting, dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula (Wiknjosastro, 2005).
4. Terapi obat, menggunakan sedative (luminal, stesolid), vitamin (B1 dan B6), anti  muntah       (mediamer B6, drammamin, avopreg, avomin, torecan), antasida dan anti mulas
4.      Apakah rencana asuhan kebidanan yang paling tepat diberikan?

JAWAB
  1. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang kehamilan muda yang disertai dengan emesis gravidarum;
  2. Anjurkan ibu hamil tidak segera bangun dari tempat tidur agar terjadi adaptasi aliran darah menuju susunan saraf pusat;
  3. Nasehatkan tentang diit ibu hamil: makan porsi sedikit tapi sering, menghindari makanan yang merangsang muntah;
  4. Pemberian obat-obatan ringan seperti: sedatif, vitamin, anti emetik, anti histamin;
  5. Dukungan psikologis berupa: menghilangkan rasa takut, mengurangi pekerjaan, menghilangkan masalah dan konflik;
  6. Perawatan di rumah sakit meliputi: isolasi sampai mual muntah berkurang; penambahan cairan (glukosa 5% 2-3 liter dalam 24 jam, pemberian kalium dan vitamin apabila diperlukan); terminasi kehamilan apabila kondisi memburuk.
  7. Pemeriksaan laboratorium berupa: analisis urun, kultur urin; darah rutin; fungsi hati (SGOT, SGPT, alkaline fostase); pemeriksaan tiroid (tiroksin dan TSH); Na, Cl, K, glukosa, kreatinin, asam urat; serta USG untuk menghindari kehamilan mola.
5.      Apakah pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa pada kasus di atas?
JAWAB
Ø  pemeriksaan ketonurin (air seni), serta elektrolit darah.
Ø    Darah       : Hb, golongan darah
Ø    Urine   : kemungkinan ditemukan protein urine,  aseton urie, glokosa    urine
KASUS IV
Seorang perempuan berusia 30 tahun dengan usia kehamilan 16 minggu datang ke BPM dengan keluhan nyeri pada kepala dan pandangan berkunang-kunang sejak 3 hari yang lalu. Dari hasil pemeriksaan ditemukan TD 130/90 mmHg, nadi dan pernafasan dalam batas normal, TFU pertengahan pusat dan symphisis. DJJ sudah terdengar. Empat jam kemudian dilakukan lagi pengukuran TD, hasilnya tetap sama, yaitu 130/90 mmHg. Proteinuria negatif, tidak ada oedema.  
1.      Apakah data fokus pada kasus di atas? (tuliskan data subjektif dan objektif)
JAWAB
Data subjektif
Ø  Ibu mengatakan nyeri pada kepala
Ø  Ibu mengatakan pandangannya berkunang-kunang sejak 3 hari yang lalu
Data objektif
1.KU
·                                                         TD:130/90 mmHg
·                                                         N:78x/i
·                                                         R:21/i
·                                                         S:37°C
·                                                         Odema(-)
2.palpasi
TFU pertengahan pusat-sympisis
3.auskultasi
DJJ(+)
4.pemeriksaan labor
 Protein urin (-)
2.      Apakah kemungkinan diagnosa yang paling tepat pada kasus di atas?
JAWAB
Ibu G2P1A0H1, usia kehamilan 16 minggu, ball(+), intrauterine, KU ibu kurang baik, dengan hipertensi.
Dasar
- TFU teraba ball,
- DJJ (+)
- KU kurang baik
ü  TD:130/90 mmHg,
3.      Apakah tindakan segera paling tepat dilakukan bidan?
JAWAB
ü  Pantau tekanan darah, dan kondisi janin setiap minggu
ü  Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklamsia
ü  Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin terhambat rawat dan pertimbangkan terminasi kehamilan
4.      Apakah rencana asuhan kebidanan yang paling tepat diberikan?
JAWAB
ü  Anjurkan ibu untuk tidak banyak fikiran dan beri dukungan oleh suami dan keluarga
ü  Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
ü  Anjurkan ibu untuk tidak banyak beraktifitas
ü  Anjurkan ibu untuk mengurangi asupan natrium
ü  Anjurkan ibu untuk untuk memperbayak asupan kalium
ü  Anjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilan nya ke dokter
ü  Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang
5.      Apakah pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa pada kasus di atas?
JAWAB
ü  Lakukan pemeriksaan Hb
ü  Lakukan pemeriksaan protein urin
ü  Lakukan pemeriksaan glukosa urin
ü  Lakukan USG

KASUS V
Seorang perempuan berusia 25 tahun datang ke BPM dengan keluhan kram pada perut bagian bawah, terjadi perdarahan pervaginam sejak 3 hari yang lalu, pusing dan penglihatan berkunang-kunang, adanya mual dan muntah yang berlebihan sehingga terjadi gangguan pemenuhan cairan dan nutrisi. Ibu mengatakan ini kehamilannya yang kedua. Haid terakhir pada tanggal lebih kurang 2 bulan yang lalu. Dari hasil pemeriksaan ditemukan TD 130/80 mm Hg, nadi dan pernafasan dalam batas normal. Uterus teraba lunak, TFU 3 jari di atas symphisis, DJJ negatif. Terlihat adanya pengeluaran darah berwarna merah kehitaman dan jaringan seperti buah anggur.
1.      Apakah data fokus pada kasus di atas? (tuliskan data subjektif dan objektif)
JAWAB
Data subjektif
v  Ibu mengatakan usianya 25 tahun
v  Ibu mengtaka keluhannya kram pada perut bagian bawah, terjadi perdarahan pervaginam sejak 3 hari yang lalu, pusing dan penglihatan berkunang-kunang, adanya mual dan muntah yang berlebihan sehingga terjadi gangguan pemenuhan cairan dan nutrisi.
v  Ibu mengatakan ini kehamilannya yang kedua.
v  Haid terakhir pada tanggal lebih kurang 2 bulan yang lalu.
Data objektif
1.keadaan umum
ü  TD 130/80 mm Hg,
ü   nadi dan pernafasan dalam batas normal.
     2.palpasi
ü  Uterus teraba lunak
ü  TFU 3 jari di atas symphisis,
      3. auskultasi
DJJ negatif.
      4.inspeksi
Terlihat adanya pengeluaran darah berwarna merah kehitaman dan jaringan seperti buah anggur
2.      Apakah kemungkinan diagnosa yang paling tepat pada kasus di atas?
Ibu G2P1A0H1 gravid 7-8 minggu,ball +, ,intra uterin KU ibu buruk dengan Kehamilan mola hidatidosa
Dasar :
ü  Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke duanya
ü  Hpht ± 2 blan yang lalu
ü  Pada palpasi teraba ball (+)
ü  Pada palpasi ibu tidak merasakan nyeri
ü  KU buruk
-          TD: 130/80 mmhg
-          Ibu mengtakan  kram pada perut bagian bawah, terjadi perdarahan pervaginam sejak 3 hari yang lalu, pusing dan penglihatan berkunang-kunang, adanya mual dan muntah yang berlebihan sehingga terjadi gangguan pemenuhan cairan dan nutrisi.
ü   Terlihat adanya pengeluaran darah berwarna merah kehitaman dan jaringan seperti buah anggur
3.      Apakah tindakan segera paling tepat dilakukan bidan?
JAWAB
o   Perbaiki keadaan umum
o   Segera rujuk pasien ke RS yang lebih lengkap untuk di periksa lebih lanjut
o   Tindakan yang diberikan pada RS
ü  Keluarkan jaringan mola dengan vakum kuretas dilanjutkan dengan kuret tajam. Lakukan kuretas bila tinggi fundus uterus lebih dari 20 minggu sesudah hari ketujuh
ü  Untuk memperbaiki kontraksi, sebumnya berikan uterotonik (20-40 unit oksitosin dalam 250 cc/50 unit oksitosin dalam 500 ml NaCl 0,9%) bila tidak dilakukan vakum kuretase, dapat diambil tindakan histeroktomi.
ü  Histeroktomi perlu dipertimbangkan pada wanita yang telah cukup umur dan cukup anak. Batasan yang dipakai ialah umur 35 tahun dengan anak hidup tiga
ü  Terapi proflaksis dengan sitostatik metroteksat atau aktinomisin D pada kasus dengan resiko keganasan tinggi seperti umur tua dan paritas tinggi
ü  Pemeriksaan ginekologi, radiologi dan kadar Beta HCG lanjutan untuk deteksi dini keganasan. Terjadinya proses keganasan bisa berlangsung antara 7 hari sampai 3 tahun pasca mola. Yang paling banyak dalam 6 bulan pertama, pemeriksaan kadar Beta HCG tiap minggu sampai kadar menjadi negatif selama 3 minggu lalu tiap bulan selama 6 bulan pemeriksaan foto toraks tiap bulan sampai kadar Beta HCG negatif.
4.      Apakah rencana asuhan kebidanan yang paling tepat diberikan?
JAWAB
v  Setelah melakukan kuret Ibu di anjurkan untuk tidak hamil dulu dan di anjurkan memakai kontrasepsi dan lain lain.Kehamilan dimana reaksi kehamilan menjadi positif akan menyulitkan observasi juga dinasehatkan untuk memenuhi jadwal periksa selama 2-3 tahun
5.      Apakah pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa pada kasus di atas?
JAWAB
v  Pengukuran kadar Hormon Karionik Ganadotropin (HCG) yang tinggi  maka uji biologik dan imunologik (Galli Maininidan Plano test) akan positif setelah titrasi (pengeceran) :
Galli Mainini 1/300 (+) maka suspek molahidatidosa


Radiologik
-Plain foto abdomen
- pelvis : tidak ditemukan tulang janin
- USG : ditemukan gambaran snow strom atau gambaran seperti badai salju.
 - Uji Sonde (cara Acostasison)
Histopatologik
Dari gelembung-gelembung yang keluar, dikirim ke Lab. Patologi Anatomi

Kasus VI
Seorang perempuan berusia 27 tahun datang ke Polindes dengan keluhan keluar darah dari kemaluan sewaktu bangun tidur, tanpa rasa nyeri. Perdarahan ini sudah terjadi sebanyak 2 kali.  Berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan TD 90/70 mm Hg, nadi 100 kali per menit, pernafasan 28 kali per menit, conjunctiva pucat, sclera tidak ikterik, TFU 3 jari di atas pusat, usia kehamilan 28 minggu, terlihat perdarahan pervaginam yang cukup banyak, berwarna merah segar. Ibu kelihatan lemah dan pucat. Hb 9,5 gr%.
1.      Apakah data fokus pada kasus di atas? (tuliskan data subjektif dan objektif)
JAWAB
Data subjekti
*      Ibu mengatka usianya 27 tahun
*      Ibu mengatakan keluhan keluar darah dari kemaluan sewaktu bangun tidur, tanpa rasa nyeri. Perdarahan ini sudah terjadi sebanyak 2 kali
Data objektif
1.      Keadaan umum
ü  TD 90/70 mm Hg,
ü  nadi 100 kali per menit,
ü  pernafasan 28 kali per menit,
2.      inspeksi
·         Conjunctiva pucat,
·          sclera tidak ikterik
·         Terlihat perdarahan pervaginam yang cukup banyak, berwarna merah segar
·         Ibu kelihatan lemah dan pucat
3.      palpasi
TFU 3 jari di atas pusat
4.      pemeriksaan labor
 Hb 9,5 gr%.

2.      Apakah kemungkinan diagnosa yang paling tepat pada kasus di atas?
JAWAB
Ibu hamil G1P0A0H0 ,  usia kehamilan 28 minggu , janin hidup , tunggal , interauterin , let-kep, pu-ka , keadaan jalan lahir abnormal, KU ibu dan janin sedang dengan Plasenta previa
Dasar :
ü  Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya
ü  DJJ(+)
ü  terlihat gerakan janin
ü  teraba  satu bagian besar
ü  Ibu tidak merasa nyeri saat palpasi
ü  Pada bagian terbawah perut ibu teraba bagian yang keras,bulat,melenting,kemungkinan kepala janin
ü  PU-KI
ü  TTV kurang baik
·         Td: 90/70 mmhg
·         Nadi 100 x/i
·         Pernafasan 28 x/i
ü  keluar darah dari kemaluan ibu sewaktu bangun tidur dan tanpa rasa nyeri,ini sudah terjadi sebayak 2 x,Konjungtifa pucat,sclera tidak ,Ibu kelihatan lemah dan pucat
3.      Apakah tindakan segera paling tepat dilakukan bidan?
JAWAB
ü  Observasi banyaknya perdarahan pervaginam dan tanda – tanda vital
ü  Jelaskan pada ibu bahwa ibu tidak dapat melaksanakan persalinan secara normal tetapi harus secara seksio sesaria karena ada plasenta yang menutupi jalan lahir.
ü  dirujuk
4.      Apakah rencana asuhan kebidanan yang paling tepat diberikan?
JAWAB
1. Terminasi. Kehamilan segera diakhiri sebelum terjadi perdarahan yang membawa maut, misalnya: kehamilan cukup bulan, perdarahan banyak, parturien, dan anak mati (tidak selalu).
a. Cara vaginal yang bermaksud untuk mengadakan tekanan pada plasenta, yang dengan demikian menutup pembuluh-pembuluh darah yang terbuka (tamponade pada plasenta).
b.   Dengan seksio sesarea, dimaksudkan untuk mengosongkan rahim hingga rahim dapat berkontraksi dan menghentikan perdarahan. Seksio sesarea juga mencegah terjadinya robekan serviks yang agak sering terjadi pada persalinan per vaginam.
2. Ekspektatif. Dilakukan apabila janin masih kecil sehingga kemungkinan hidup di dunia luar baginya kecil sekali. Sikap ekspektatif tertentu hanya dapat dibenarkan jika keadaan ibu baik dan perdarahan sudah berhenti atau sedikit sekali
5.      Apakah pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa pada kasus di atas?
JAWAB
Pemeriksaan dengan Alat
a. Pemeriksaan inspekulo, adanya darah dari ostium uteri eksernum
b. Pemeriksaan USG:
-  Transvaginal Ultrasonografi dengan keakuratan dapat mencapai 100 % identifikasi plasenta previa
-  Transabdominal ultrasonografi dengan keakuratan berkisar 95 %
-  MRI dapat digunakan untuk membantu identifikasi plasenta akreta, inkreta, dan plasenta perkreta.
Pemeriksaan labor
Lakukan pemeriksaan darah lengkap,yaitu golongan darah dan factor RH

KASUS VII
Seorang perempuan berusia 23 tahun datang ke BPM dengan keluhan keluarnya air-air yang banyak, merembes melalui kemaluan sejak 2 jam yang lalu, cairan tersebut berbau amis. Dari hasil pemeriksaan ditemukan tanda vital dalam batas normal, TFU 3 jari di bawah prosessus xipoideus. Pemeriksaan inspekulo terlihat cairan merembes dari canalis servikalis.
1.      Apakah data fokus pada kasus di atas? (tuliskan data subjektif dan objektif)
JAWAB
Data subjektif
-          Ibu mengatkan usianya 23 tahun
-          Ibu mengatakan keluhan keluarnya air-air yang banyak, merembes melalui kemaluan sejak 2 jam yang lalu, cairan tersebut berbau amis
Data objektif
1.      KU (TTV)
o   TD:120/80 mmHg
o   N:79x/i
o   R:20/i
o   S:36,8°C
2.      Palpasi
TFU 3 jari di bawah prosessus xipoideus.
  1. inspeksi
Pemeriksaan inspekulo terlihat cairan merembes dari canalis servikalis.
2.      Apakah kemungkinan diagnosa yang paling tepat pada kasus di atas?
JAWAB
Ibu hamil G1P0A0H0 ,  usia kehamilan  31-32 minggu , janin hidup , tunggal , interauterin , let-kep, puka , keadaan jalan lahir normal, KU  ibu   dan  janin   dengan Ketuban Pecah Dini
Dasar
·         Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang pertamanya
·         DJJ(+)
·         terlihat gerakan janin
·         teraba satu bagian besar  janin
·         Ibu tidak merasa nyeri saat palpasi
·         Pada bagian terbawah perut ibu teraba bagian yang keras,bulat,melenting,kemungkinan kepala janin
·         PU-KI
·         TTV dalam batas normal
·         Ibu keluar air yang banyak,merembes dari kemaluannya sejak 2 jam yang lalu,Ibu mengatakan air tersebut berbau amis
3.      Apakah tindakan segera paling tepat dilakukan bidan?
JAWAB
v  Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien
v  Rujuk ibu ke rumah sakit dengan pemasangan infuse
v  Berikan antibiotic
v  Jika umur kehamilan <32-34 minggu dirawat selama air ketuban masih keluar
v  Kolaborasi dengan dokter SpOg
v  Anjurkan ibu untuk melakukan USG secara teratur per 3-4 minggu
v  Lakukan segera tes lakmus
4.      Apakah rencana asuhan kebidanan yang paling tepat diberikan?
JAWAB
Ø  informed consent,
Ø  beri support pada ibu,
Ø  pasang infus ranger laktat 500 cc 16 tetes/30 menit dan pasang kateter,
Ø  observasi tanda-tanda vital,
Ø  jelaskan penyebab nyeri,
Ø  observasi pemberian cairan infus 16 tetes/30 menit, observasi kandung kemih
5.      Apakah pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa pada kasus di atas?
JAWAB
v  Pemeriksaan secara langsung cairan yang merembes tersebut dapat dilakukan dengan kertas nitrazine, kertas ini mengukur pH (asam-basa). pH normal dari vagina adalah 4-4,7 sedangkan pH cairan ketuban adalah 7,1-7,3. Tes  tersebut dapat memiliki hasil positif yang salah apabila terdapat keterlibatan trikomonas, darah, semen, lendir leher rahim, dan air seni. Pemeriksaan melalui ultrasonografi (USG) dapat digunakan untuk mengkonfirmasi jumlah air ketuban yang terdapat di dalam rahim
v  Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
v  Anjurkan ibu untuk istirahat dikamar tidur,kecuali ibu ingin kekamar mandi
v  Anjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan


KASUS VIII
Seorang perempuan berusia 27 tahun datang ke BPM pada tanggal 30 April 2012 dengan keluhan nyeri hebat pada setiap pergerakan anak. Ibu mengatakan bahwa ini adalah kehamilannya yang ke-2. HPHT 3 September 2011,.Pada saat pemeriksaan ditemukan tinggi fundus uteri ibu tampak lebih kecil dari usia kehamilan, dan pada saat dilakukan palpasi ibu berteriak kesakitan.
1.      Apakah data fokus pada kasus di atas? (tuliskan data subjektif dan objektif)
JAWAB
Data subjektif
Ø  Ibu mengatakan usianya 27 tahun
Ø  Ibu mengatakan keluhan nyeri hebat pada setiap pergerakan anak.
Ø  Ibu mengatakan bahwa ini adalah kehamilannya yang ke-2.
Ø  Ibu mengatakan HPHT 3 September 2011
Data objektif
ü  Saat pemeriksaan ditemukan tinggi fundus uteri ibu tampak lebih kecil dari usia kehamilan,
ü  Pada saat dilakukan palpasi ibu berteriak kesakitan
2.      Apakah kemungkinan diagnosa yang paling tepat pada kasus di atas?
JAWAB
Ibu hamil G2P1A0H1 , usia kehamilan  37-38 minggu , janin hidup , tunggal , ekstrauterin KU ibu kurang baik,  dengan kehamilan ektopik
Dasar
ü  Ibu mengatakan ini kehmilan yang ke 2
ü  HPHT 3 september 2011
ü  Ibu merasakan pergerakan janin
ü  Pada palpasi taraba satu basar bagian besar janin
ü  Saat palpasi ibu merasa nyeri
ü  Pada bagian terbawah perut ibu teraba bagian yang keras, bulat, melenting, kemungkinan kepala janin
ü  PU-KI
ü  Persalinan yang lalu normal
ü  Ibu mengatakan keluhan nyeri hebat pada setiap pergerakan anak ,saat pemeriksaan ditemukan tinggi fundus uteri ibu tampak lebih kecil dari usia kehamilan, pada saat dilakukan palpasi ibu berteriak kesakitan
3.      Apakah tindakan segera paling tepat dilakukan bidan?
JAWAB
Rujuk
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparotomi. Pada laparotomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksa yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah dalam rongga perut sebanyak mungkin dikeluarkan. Dalam tindakan demikian, beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu: kondisi penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik. Hasil ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi (pemotongan bagian tuba yang terganggu) pada kehamilan tuba. Dilakukan pemantauan terhadap kadar HCG (kuantitatif). Peninggian kadar HCG yang berlangsung terus menandakan masih adanya jaringan ektopik yang belum terangkat.
Penanganan pada kehamilan ektopik dapat pula dengan transfusi, infus, oksigen, atau kalau dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotika dan antiinflamasi. Sisa-sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih cepat dan harus dirawat inap di rumah sakit.
4.      Apakah rencana asuhan kebidanan yang paling tepat diberikan?
JAWAB
ü  Upaya stabilisasi dengan merestorasi cairan tubuh dengan larutan kristaloid NS atau RL (500ml dalam 15 menit pertama) atau 2 L dalam 2 jam pertama.
ü  Kemoterapi. Kriteria khusus diobati dengan cara ini kehamilan di pars ampullaris tuba belum pecah diameter kantung gestasi ≤ 4 cm, perdarahan dalam rongga perut ≤ 100ml, tanda vital baik dan stabil. Obat yang digunakan metotrexate 1mg/kg IV dan sitrovorum vactor 0,1mg/kg IM berselang-seling setiap hari selama 8 hari.
ü  Kuretase.
5.      Apakah pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa pada kasus di atas?
JAWAB
1.      Ultrasonografi (apabila ditemukan kantong gestasi diluar uterus yang didalamnya tampak denyut jantung janin)
2.      Laparoskopi (hanya digunakan sebagai alat bantu diagnosti terakhir untuk kehamilan ektopik apabila hasil penilaian prosedur diagnostik yang lain meragukan)
3.      Kuldoskopi (cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah dalam kavum Douglas ada darah atau cairan lain).
KASUS IX
Seorang perempuan berusia 27 tahun datang ke BPM dengan keluhan nyeri pada ulu hati dan perut, sulit tidur, perut lebih besar dari biasanya. Hasil pemeriksaan USG menunjukkan bahwa tampak bayangan terselubung kabut dan bayi yang kurang  jelas.
1.      Apakah data fokus pada kasus di atas? (tuliskan data subjektif dan objektif)
JAWAB
Data subjektif
ü  Ibu mengatakan usianya 27 tahun
ü  Ibu mengatakan keluhan nyeri pada ulu hati dan perut, sulit tidur, perut lebih besar dari biasanya
Data objektif
Hasil pemeriksaan USG menunjukkan bahwa tampak bayangan terselubung kabut dan bayi yang kurang  jelas.

2.      Apakah kemungkinan diagnosa yang paling tepat pada kasus di atas?
JAWAB
Ibu hamil G1P0A0H0 ,  usia kehamilan  24-25 minggu , janin hidup , tunggal , interauterin , let-kep, puka , keadaan jalan lahir normal, KU  ibu    dan  janin   baik dengan Polihidramnion
Dasar
*      Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke 1
*      Pada USG terlihat adanaya janin dan satu kerangka janin
*      Pada palpasi ibu tidak merasakan nyeri
*      L III let-kep
*      LII pu-ka
*      Ibu mengatakan  keluhan nyeri pada ulu hati dan perut, sulit tidur, perut lebih besar dari biasanya.
*      Hasil pemeriksaan USG menunjukkan bahwa tampak bayangan terselubung kabut dan bayi yang kurang  jelas.
3.      Apakah tindakan segera paling tepat dilakukan bidan?
JAWAB
ü  Polihidramnion ringan, jarang diberi terapi klinis cukup diobservasi dan berikan terapi simptomatis
ü  pada polihidramnion yang berat dengan keluhan-keluhan harus dirawat di rumah sakit dan bedrest.
4.      Apakah rencana asuhan kebidanan yang paling tepat diberikan?
JAWAB
v  Dilakukan pemeriksaan ultrasonografi secara teliti antara lain untuk melihat penyebab dari keadaan tersebut
v  Dilakukan pemeriksaan OGTT untuk menyingkirkan kemungkinan diabetes gestasional
v  Bila etiologi tidak jelas, pemberian indomethacin dapat memberi manfaat bagi 50% kasus
v  Pemeriksaan USG janin dilihat secara seksama untuk melihat adanya kelainan ginjal janin
5.      Apakah pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa pada kasus di atas?
ü  .Rontgen foto abdomen
a.       Nampak bayangan terselubung, karena banyaknya cairan kadang bayangan janin tidak jelas.
b.      Foto roentgen pada hidramnion berguna untuk diagnostic dan untuk menentukan etiologi.
ü  Pemeriksaan dalam selaput ketuban terasa tegang dan menonjol walaupun diluar his

KASUS X
Seorang perempuan berusia 40 tahun G4P3A0H3 datang ke BPM dengan keluhan sering mengeluh pusing dan pertambahan berat badan yang cepat. Anamnesa dan pemeriksaan: tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga, riwayat keturunan kembar ada dan tidak pernah mempunyai riwayat operasi. TD: 140/90 mmHg, S: 37,5°C, N: 79x/i, P: 21 kali/menit, pemeriksaan Leopold teraba lebih dari 3 bagian besar janin, auskultasi: terdengar DJJ di dua tempat yang berbeda.
1.      Apakah data fokus pada kasus di atas? (tuliskan data subjektif dan objektif)
JAWAB
Data subjektif
·         ibu mengatan inikehamilan yang ke 4
·         ibu mengatakan sering mengeluh pusing dan pertambahan berat badan yang cepat.
·         Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga, riwayat keturunan kembar ada dan tidak pernah mempunyai riwayat operasi
Data objektif
Ø  TD: 140/90 mmHg,
Ø   S: 37,5°C,
Ø   N: 79x/i,
Ø   P: 21 kali/menit,
Ø  Pemeriksaan Leopold teraba lebih dari 3 bagian besar janin,
Ø  Auskultasi: terdengar DJJ di dua tempat yang berbeda.
2.      Apakah kemungkinan diagnosa yang paling tepat pada kasus di atas?
Ibu hamil G4P3A0H3 ,  usia kehamilan 22  minggu , janin hidup , kembar, interauterin ,  keadaan jalan lahir normal, KU ibu dan janin baik   dengan  kehamilan gemeli
Dasar
-     Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke 4
-     DJJ +
-     Ibu tidak merasa nyeri saat di palpasi
-     TTV dalam batas normal
-     Pemeriksaan Leopold teraba lebih dari 3 bagian besar janin, auskultasi: terdengar DJJ di dua tempat yang berbeda.
3.      Apakah tindakan segera paling tepat dilakukan bidan?
JAWAB
-          Prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah komplikasi yang timbul,
-          bila diagnosa telah ditegakkan periksa akan lebih sering (1kali seminggu pada kehamilan 32 minggu ke atas).
-          Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh dilarang, karena akan merangsang partus premafurus.
-          Pertolongan persalinan bidan tidak berwenang melakukannya (rujuk ke fasilitas pelayan yang memadai) terkecuali atas indikasi.
4.      Apakah rencana asuhan kebidanan yang paling tepat diberikan?
JAWAB
1.Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah komplikasi yang timbul, dan bila diagnosis telah ditegakkan pemeriksaan ulangan harus lebih sering (1 x seminggu pada kehamilan lebih dari 32 minggu).
2. Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh sebaiknya dihindari, karena akan merangsang partus prematurus.
3. Pemakaian korset gurita yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya terasa lebih ringan.
4. Periksa darah lengkap, Hb, dan golongan darah.
5.      Apakah pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa pada kasus di atas?
JAWAB
pemeriksaan penunjang berupa
Ø  ultrasonografi (USG) dilakukan untuk memastikan.
Ø  Pemeriksaan serum alfa-fetoprotein juga meningkat (> 4 kali normal) pada kehamilan kembar.
Ø  Peningkatan hormon hCG juga dapat menjadi penunjang untuk kehamilan kembar.
Ø  Pemeriksaan roentgen abdomen (perut) dapat juga dilakukan untuk melihat kehamilan kembar.
Ø  Pada akhir triwulan pertama atau awal triwulan kedua, janin dapat diperiksa kemungkinannya menderita kecacatan ataupun penyakit keturunan.