TUGAS KASUS ASKEB IV
OLEH
SISKA DESTA
ROZA (11211152)
II B
D-III
KEBIDANAN
Dosen
Pembimbing
Devi
Syarief.S.Si.T, M,keb
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2012/2013
SOAL KASUS ASKEB IV
KASUS I
SWeorang
perempuan berusia 24 tahun datang ke Puskesmas untuk periksa hamil. Anamnesis
dan pemeriksaan: mual, muntah, susah tidur, dan merasa cepat lelah serta buang
air kecil berwarna coklat seperti air teh sejak 2 minggu yang lalu. TD:100/70mmHg,
N:80x/menit, P:22x/menit, S:37oC, muka terlihat kuning, pucat,
conjungtiva pucat, sklera ikterik, kuku terlihat kuning dan pucat. TFU
3 jari di atas pusat. Hb
10 gr%.
1. Apakah data fokus pada kasus di atas? (tuliskan data
subjektif dan objektif)
JAWAB
Data
subjektif
·
Ibu mengatakan mual muntah
·
Ibu mengatakan susah tidur dan merasa
cepat lelah
·
Ibu
mengatakan buang air kecil berwarna coklat seperti air teh sejak 2 minggu yang
lalu.
Data
objektif
1. Keadaan
umun
·
TD:100/70mmHg,
·
N:80x/menit,
·
P:22x/menit,
·
S:37oC,
2. inspeksi
·
muka terlihat kuning, pucat,
·
conjungtiva pucat,
·
sklera ikterik,
·
kuku terlihat kuning dan pucat.
3. Palpasi
TFU 3 jari di atas pusat.
4. Pemeriksaan
laboratorium
Hb 10 gr%.
2.
Apakah
diagnosa yang paling mungkin pada kasus di atas?
JAWAB
Ibu
hamil G1P0A0H0 , usia kehamilan 28
minggu , janin hidup , tunggal , interauterin , let-kep, puka , keadaan jalan
lahir normal, KU sedang dan janin baik dengan hepatitis
Dasar:
1. Ibu
mengatakan ini kehamilan yang pertamanya
2. Palpasi
TFU 3 jari diatas pusat
3. DJJ
+
4.
Saat
palpasi hanya teraba satu bagia besar janin
5.
Ibu
tidak merasa nyeri saat palpasi
6. Palpasi :
Leopold
I : TFU 3 jari diatas pusat
Leopold II : PU-KA
Leopold III : let kep
Leopold IV :(belum masuk PAP)
7. TTV
dalam batas normal
8. mual,
muntah, susah tidur, dan merasa cepat lelah serta buang air kecil berwarna
coklat seperti air teh sejak 2 minggu yang lalu , muka terlihat kuning, pucat,
conjungtiva pucat, sklera ikterik, kuku terlihat kuning dan pucat
3.
Apakah
rencana asuhan kebidanan yang paling tepat diberikan?
JAWAB
Ø
Penderita
harus tirah baring di rumah sakit sampai gejala icterus hilang dan bilirubin
dalam serum menjadi normal. Makanan diberikan dengan sedikit mengandung lemak
tetapi tinggi protein dan karbohydrat
Ø
Pemberian
makanan intravena mungkin perlu selama fase akut bila pasienterus
menerus muntah
Ø
Perlu
diingat pada hepatitis virus yang aktif dan cukup berat, mempunyai risiko untuk
terjadi perdarahan post-partum, karena menurun-nya kadar vitamin K
Ø
Memberitahu ibu untuk memakan makanan
yang bergizi dan banyak mengkonsumsi sayur
Ø
Menganjurkan ibu untuk tidak minum kopi
dan tidak memini=um minuman yang beralkohol dan kurangi meminum teh
Ø
Member ibu tablet Fe agar ibu tidak
terkena anemia yang dapat membahayakan kondisi ibu dan janin
Ø
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang
cukup,yaitu 8 jam pada malam hari dan 2 jam pada siang hari
Ø
Menganjurkan ibu untuk tidak menularkan
kepada anggota keluarga yang lain dengan menghususkan peralatan makanan dan
minuman,seperti piring,gelas,sendok dll
Ø
Berkolaborasi dengan dr.spesialis
penyakit dalam dan dr kandungan
Ø
Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1
minggu kemudian untuk mengetahui perkembangan ibu dan janin
4.
Apakah
pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa pada kasus
di atas?
JAWAB
Tes Diagnostik
. ASR (SGOT) / ALT (SGPT)
Awalnya meningkat. Dapat meningkat 1-2 minggu
sebelum ikterik kemudian tampak menurun. SGOT/SGPT merupakan enzim – enzim
intra seluler yang terutama berada dijantung, hati dan jaringan skelet,
terlepas dari jaringan yang rusak, meningkat pada kerusakan sel hati
Darah Lengkap (DL)
SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup
SDM (gangguan enzim hati)atau mengakibatkan perdarahan.
Leukopenia
Trombositopenia mungkin ada (splenomegali)
Diferensia Darah Lengkap
Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal dan sel plasma.
Alkali phosfatase
Agaknya meningkat (kecuali ada kolestasis
berat)
Feses
Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi
hati)
Albumin Serum
Menurn, hal ini disebabkan karena sebagian
besar protein serum disintesis oleh
hati dan karena itu kadarnya menurun pada
berbagai gangguan hati.
Gula Darah
Hiperglikemia transien / hipeglikemia
(gangguan fungsi hati).
Anti HAVIgM
Positif pada tipe A
HbsAG
Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A)
Masa Protrombin
Mungkin memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau
berkurang.
Meningkat absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis protombin.
Bilirubin serum
Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml,
prognosis buruk, mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler)
Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein)
Kadar darah meningkat.
BPS dibersihkan dari darah, disimpan dan
dikonyugasi dan diekskresi. Adanya
gangguan dalam satu proses ini menyebabkan
kenaikan retensi BSP.
Biopsi Hati
Menujukkan diagnosis dan luas nekrosis
Skan Hati
Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan
parenkin hati.
Urinalisa
Peningkatan kadar bilirubin.
Gangguan eksresi bilirubin mengakibatkan
hiperbilirubinemia terkonyugasi. Karena bilirubin terkonyugasi larut dalam air,
ia dsekresi dalam urin menimbulkan bilirubinuria.
KASUS II
Seorang
perempuan berusia 32 tahun datang ke RS dalam keadaan kejang dengan usia
kehamilan 34 minggu. Pemeriksaan: TD 130/100 mmHg, nadi dan pernafasan sangat
cepat, terjadi hiperrefleksi pada ektremitas. TFU pertengahan pusat dan
prossesus xipoideus. DJJ ada. Proteinuria 2++,
tidak ada oedema.
1. Apakah data fokus pada kasus di atas? (tuliskan data
subjektif dan objektif)
JAWAB
Data
subjektif
Data
objektif
1.keadaan
umum
·
TD
130/100 mmHg,
·
nadi
dan
·
pernafasan
sangat cepat,
·
terjadi hiperrefleksi pada ektremitas.
·
tidak ada oedema
2.palpasi
TFU
pertengahan pusat dan prossesus xipoideus.
3.auskultasi
DJJ ada.
4.Pemeriksaan
penunjang
Proteinuria
2++
2.
Apakah
kemungkinan diagnosa yang paling mungkin pada kasus di atas?
JAWAB
Ibu
G2P1A1H1,usia kehamilan 34 minggu,janin hidup,tunggal,intauterin,presentasi
kepala,Pu-Ki,keadaan jalan lahir normal,ku ibu dan janin buruk dengan eklampsia
DASAR
:
·
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang
ke dua nya
·
Ibu mengatakan tidak datang haid sejak
34 minggu yang lalu
·
DJJ(+) dan terlihat gerakan janin
·
Teraba bagian besar janin
·
Ibu tidak merasa nyeri saat palpasi
·
Pada bagian terbawah perut ibu teraba
bagian yang keras,bulat,melenting,kemungkinan kepala janin
·
PU-KI
·
Persalinan yang lalu normal
·
KU buruk
ü Td
130/1000 mmhg
ü Nadi
dan pernafasan sangat cepat
·
Ibu dalam keadaan kejang, Proteinuria
(++),Odema(-),Hiperrefleksi pada ekremitas
3.
Apakah
tindakan segera paling tepat dilakukan bidan?
JAWAB
menghentikan
berulangnya serangan kejang dan mengakhiri kehamilan secepatnya dengan cara
yang aman setelah keadaan ibu mengizinkan. Penanganan yang dilakukan :
·
Beri obat anti konvulsan
·
Perlengkapan untuk penanganan kejang
·
Lindungi pasien dari kemungkinan trauma
·
aspirasi mulut dan tenggorokan
·
baringkan pasien pada sisi kiri
·
posisikan secar trandelenburg untuk
mengurangi resiko aspirasi
·
berikan oksigen 4 – 6 liter / menit.
4.
Apakah
rencana asuhan kebidanan yang paling tepat diberikan?
JAWAB
Ø Memasang
dauer kateter untuk mengetahui diutresis dan untuk menentukan protein di dalam
air kencing secara kuantitatif
Ø Menganjurkan
keluarga untuk membantu mengatur posisi pasien dengan kaki sedikit lebih tinggi
dari pada kepala untuk mengeluarkan lender yang menghambat jalan nafas ibu
Ø Memantau
perkembangan yang adekuat dan ukur
keseimbangan cairan , kateterisasi urin,keadaan umum ibu,reflek setiap jam agar
tidak terjadi kejang berulang
Ø Beri
terapi obat anti kejang,dan magnesium sulfat (MgSO4)
5.
Apakah
pemeriksaan penunjang lain yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa pada
kasus di atas?
JAWAB
ü Darah :Hb, Haematokrit, dan golongan darah.
ü Urine : ditemukanya protein dalam urine 10 gram /
hari atau lebih.
ü USG : mengetahui keadaan janin baik / tidak, volume cairan ketuban sedikit, janin intrauterine / tidak
KASUS III
Seorang
perempuan berusia 28 tahun datang ke BPM dengan keluhan mual dan muntah terus
menerus sejak 3 hari yang lalu, sudah lebih dari 10 kali dalam 24 jam, merasa
pusing dan lelah serta nafsu makan menurun. Tidak datang haid sejak 2 bulan
yang lalu. Pemeriksaan: TD:100/70 mmHg,
Nadi: 78x/mnt, Pernafasan: 21x/mnt
Suhu: 37,3°C, TFU belum teraba, DJJ belum terdengar, ibu tampak sangat
lemah dan pucat. Turgor kulit masih baik.
1. Apakah data fokus pada kasus di atas? (tuliskan data
subjektif dan objektif)
JAWAB
Data
subjektif
Ibu mengatakan usianya 28 tahun
Ibu mengatakan keluhan mual dan muntah terus menerus sejak 3
hari yang lalu, sudah lebih dari 10 kali dalam 24 jam, merasa pusing dan lelah
serta nafsu makan menurun.
Ibu
mengatakan tidak datang haid sejak 2 bulan yang lalu
Data
objektif
1.
Keadaan umum
Ø TD:100/70 mmHg,
Ø Nadi:
78x/mnt,
Ø Pernafasan:
21x/mnt
Ø Suhu:
37,3°C,
2.palpasi
TFU
belum teraba
2.
auskultasi
DJJ belum terdengar,
3.
inspeksi
ibu tampak sangat lemah dan pucat.
Turgor
kulit masih baik
2.
Apakah
kemungkinan diagnosa yang paling tepat pada kasus di atas?
Ibu G2P1A0H1 usia kehamilan 8
minggu ,ball(+),intrauterine,KU ibu kurang baik,dengan hiperemisis grafidarum
Dasar
- Tidak
datang haid sejak 2 bulan yang lalu.
- TFU
belum teraba, DJJ belum terdengar,
- KU
kurang baik
ü TD:100/70 mmHg,
ü Nadi: 78x/mnt,
ü Pernafasan: 21x/mnt
ü Suhu: 37,3°C, ibu tampak sangat lemah dan pucat. Turgor
kulit masih baik
- mual
dan muntah terus menerus sejak 3 hari yang lalu, sudah lebih dari 10 kali dalam
24 jam, merasa pusing dan lelah serta nafsu makan menurun
3.
Apakah
tindakan segera paling tepat dilakukan bidan?
JAWAB
1.
Pencegahan dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu
dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut, juga tentang diet ibu
hamil, makan jangan sekaligus banyak, tetapi dalam porsi sedikit – sedikit
namun sering, jangan tiba – tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa oyong,
mual dan muntah, defekasi hendaknya diusahakan teratur
2. Makanan yang
berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan
3. Menghindari
kekurangan kardohidrat merupakan factor penting, dianjurkan makanan yang banyak
mengandung gula (Wiknjosastro, 2005).
4. Terapi obat, menggunakan sedative (luminal, stesolid),
vitamin (B1 dan B6), anti muntah (mediamer B6, drammamin, avopreg,
avomin, torecan), antasida dan anti mulas
4.
Apakah
rencana asuhan kebidanan yang paling tepat diberikan?
JAWAB
- Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang kehamilan muda yang disertai dengan emesis gravidarum;
- Anjurkan ibu hamil tidak segera bangun dari tempat tidur agar terjadi adaptasi aliran darah menuju susunan saraf pusat;
- Nasehatkan tentang diit ibu hamil: makan porsi sedikit tapi sering, menghindari makanan yang merangsang muntah;
- Pemberian obat-obatan ringan seperti: sedatif, vitamin, anti emetik, anti histamin;
- Dukungan psikologis berupa: menghilangkan rasa takut, mengurangi pekerjaan, menghilangkan masalah dan konflik;
- Perawatan di rumah sakit meliputi: isolasi sampai mual muntah berkurang; penambahan cairan (glukosa 5% 2-3 liter dalam 24 jam, pemberian kalium dan vitamin apabila diperlukan); terminasi kehamilan apabila kondisi memburuk.
- Pemeriksaan laboratorium berupa: analisis urun, kultur urin; darah rutin; fungsi hati (SGOT, SGPT, alkaline fostase); pemeriksaan tiroid (tiroksin dan TSH); Na, Cl, K, glukosa, kreatinin, asam urat; serta USG untuk menghindari kehamilan mola.
5.
Apakah
pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa pada kasus
di atas?
JAWAB
Ø pemeriksaan
ketonurin (air seni), serta elektrolit darah.
Ø Darah : Hb, golongan darah
Ø Urine
: kemungkinan ditemukan protein urine,
aseton urie, glokosa urine
KASUS IV
Seorang
perempuan berusia 30 tahun dengan usia kehamilan 16 minggu datang ke BPM dengan
keluhan nyeri pada kepala dan pandangan berkunang-kunang sejak 3 hari yang
lalu. Dari hasil pemeriksaan ditemukan TD 130/90 mmHg, nadi dan pernafasan
dalam batas normal, TFU pertengahan pusat dan symphisis. DJJ sudah terdengar.
Empat jam kemudian dilakukan lagi pengukuran TD, hasilnya tetap sama, yaitu
130/90 mmHg. Proteinuria negatif, tidak ada oedema.
1. Apakah data fokus pada kasus di atas? (tuliskan data
subjektif dan objektif)
JAWAB
Data subjektif
Ø Ibu
mengatakan nyeri pada kepala
Ø Ibu
mengatakan pandangannya berkunang-kunang sejak 3 hari yang lalu
Data objektif
1.KU
·
TD:130/90 mmHg
·
N:78x/i
·
R:21/i
·
S:37°C
·
Odema(-)
2.palpasi
TFU pertengahan
pusat-sympisis
3.auskultasi
DJJ(+)
4.pemeriksaan
labor
Protein urin (-)
2.
Apakah
kemungkinan diagnosa yang paling tepat pada kasus di atas?
JAWAB
Ibu G2P1A0H1, usia kehamilan 16
minggu, ball(+), intrauterine, KU ibu kurang baik, dengan hipertensi.
Dasar
- TFU
teraba ball,
-
DJJ (+)
-
KU kurang baik
ü TD:130/90 mmHg,
3.
Apakah
tindakan segera paling tepat dilakukan bidan?
JAWAB
ü Pantau
tekanan darah, dan kondisi janin setiap minggu
ü Jika
tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklamsia
ü Jika
kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin terhambat rawat dan
pertimbangkan terminasi kehamilan
4.
Apakah
rencana asuhan kebidanan yang paling tepat diberikan?
JAWAB
ü Anjurkan
ibu untuk tidak banyak fikiran dan beri dukungan oleh suami dan keluarga
ü Anjurkan
ibu untuk istirahat yang cukup
ü Anjurkan
ibu untuk tidak banyak beraktifitas
ü Anjurkan
ibu untuk mengurangi asupan natrium
ü Anjurkan
ibu untuk untuk memperbayak asupan kalium
ü Anjurkan
ibu untuk memeriksakan kehamilan nya ke dokter
ü Anjurkan
ibu untuk kunjungan ulang
5.
Apakah
pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa pada kasus
di atas?
JAWAB
ü Lakukan
pemeriksaan Hb
ü Lakukan
pemeriksaan protein urin
ü Lakukan
pemeriksaan glukosa urin
ü Lakukan
USG
KASUS V
Seorang
perempuan berusia 25 tahun datang ke BPM dengan keluhan kram pada perut bagian
bawah, terjadi perdarahan pervaginam sejak 3 hari yang lalu, pusing dan penglihatan berkunang-kunang, adanya mual dan muntah
yang berlebihan sehingga terjadi gangguan pemenuhan cairan dan nutrisi. Ibu
mengatakan ini kehamilannya yang kedua. Haid terakhir pada tanggal lebih kurang
2 bulan yang lalu. Dari hasil
pemeriksaan ditemukan TD 130/80 mm Hg, nadi dan pernafasan dalam batas normal.
Uterus teraba lunak, TFU 3 jari di atas symphisis, DJJ negatif. Terlihat adanya pengeluaran darah berwarna merah
kehitaman dan jaringan seperti buah anggur.
1. Apakah data fokus pada kasus di atas? (tuliskan data
subjektif dan objektif)
JAWAB
Data
subjektif
v Ibu
mengatakan usianya 25 tahun
v Ibu
mengtaka keluhannya kram pada perut bagian bawah, terjadi perdarahan pervaginam
sejak 3 hari yang lalu, pusing dan penglihatan
berkunang-kunang, adanya mual dan muntah yang berlebihan sehingga terjadi
gangguan pemenuhan cairan dan nutrisi.
v
Ibu mengatakan
ini kehamilannya yang kedua.
v Haid terakhir
pada tanggal lebih kurang 2 bulan yang lalu.
Data
objektif
1.keadaan
umum
ü TD 130/80 mm Hg,
ü nadi dan
pernafasan dalam batas normal.
2.palpasi
ü Uterus teraba
lunak
ü TFU 3 jari di atas symphisis,
3.
auskultasi
DJJ negatif.
4.inspeksi
Terlihat adanya pengeluaran darah berwarna merah
kehitaman dan jaringan seperti buah anggur
2.
Apakah
kemungkinan diagnosa yang paling tepat pada kasus di atas?
Ibu G2P1A0H1 gravid 7-8 minggu,ball
+, ,intra uterin KU ibu buruk dengan Kehamilan mola hidatidosa
Dasar :
ü Ibu
mengatakan ini kehamilan yang ke duanya
ü Hpht
± 2 blan yang lalu
ü Pada
palpasi teraba ball (+)
ü Pada
palpasi ibu tidak merasakan nyeri
ü KU
buruk
-
TD: 130/80 mmhg
-
Ibu mengtakan kram pada perut bagian bawah, terjadi
perdarahan pervaginam sejak 3 hari yang lalu, pusing dan
penglihatan berkunang-kunang, adanya mual dan muntah yang berlebihan sehingga
terjadi gangguan pemenuhan cairan dan nutrisi.
ü Terlihat adanya pengeluaran darah berwarna merah
kehitaman dan jaringan seperti buah anggur
3.
Apakah
tindakan segera paling tepat dilakukan bidan?
JAWAB
o
Perbaiki keadaan umum
o
Segera rujuk pasien ke RS yang lebih
lengkap untuk di periksa lebih lanjut
o
Tindakan yang diberikan pada RS
ü Keluarkan
jaringan mola dengan vakum kuretas dilanjutkan dengan kuret tajam. Lakukan
kuretas bila tinggi fundus uterus lebih dari 20 minggu sesudah hari ketujuh
ü Untuk
memperbaiki kontraksi, sebumnya berikan uterotonik (20-40 unit oksitosin dalam
250 cc/50 unit oksitosin dalam 500 ml NaCl 0,9%) bila tidak dilakukan vakum
kuretase, dapat diambil tindakan histeroktomi.
ü Histeroktomi
perlu dipertimbangkan pada wanita yang telah cukup umur dan cukup anak. Batasan
yang dipakai ialah umur 35 tahun dengan anak hidup tiga
ü Terapi
proflaksis dengan sitostatik metroteksat atau aktinomisin D pada kasus dengan
resiko keganasan tinggi seperti umur tua dan paritas tinggi
ü Pemeriksaan
ginekologi, radiologi dan kadar Beta HCG lanjutan untuk deteksi dini keganasan.
Terjadinya proses keganasan bisa berlangsung antara 7 hari sampai 3 tahun pasca
mola. Yang paling banyak dalam 6 bulan pertama, pemeriksaan kadar Beta HCG tiap
minggu sampai kadar menjadi negatif selama 3 minggu lalu tiap bulan selama 6
bulan pemeriksaan foto toraks tiap bulan sampai kadar Beta HCG negatif.
4.
Apakah
rencana asuhan kebidanan yang paling tepat diberikan?
JAWAB
v Setelah
melakukan kuret Ibu di anjurkan untuk tidak hamil dulu dan di anjurkan memakai
kontrasepsi dan lain lain.Kehamilan dimana reaksi kehamilan menjadi positif
akan menyulitkan observasi juga dinasehatkan untuk memenuhi jadwal periksa
selama 2-3 tahun
5.
Apakah
pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa pada kasus
di atas?
JAWAB
v Pengukuran
kadar Hormon Karionik Ganadotropin (HCG) yang tinggi maka uji biologik dan imunologik (Galli
Maininidan Plano test) akan positif setelah titrasi (pengeceran) :
Galli Mainini
1/300 (+) maka suspek molahidatidosa
Radiologik
-Plain foto abdomen
- pelvis : tidak ditemukan tulang janin
- USG : ditemukan gambaran snow strom atau gambaran
seperti badai salju.
- Uji Sonde (cara
Acostasison)
Histopatologik
Dari gelembung-gelembung yang keluar, dikirim ke Lab.
Patologi Anatomi
Kasus
VI
Seorang perempuan
berusia 27 tahun datang ke Polindes dengan keluhan keluar darah dari kemaluan
sewaktu bangun tidur, tanpa rasa nyeri. Perdarahan ini sudah terjadi sebanyak 2
kali. Berdasarkan hasil pemeriksaan
ditemukan TD 90/70 mm Hg, nadi 100 kali per menit, pernafasan 28 kali per
menit, conjunctiva pucat, sclera tidak ikterik, TFU 3 jari di atas pusat, usia
kehamilan 28 minggu, terlihat perdarahan pervaginam yang cukup banyak, berwarna
merah segar. Ibu kelihatan lemah dan pucat. Hb 9,5 gr%.
1. Apakah data fokus pada kasus di atas? (tuliskan data
subjektif dan objektif)
JAWAB
Data
subjekti
Ibu mengatka usianya 27 tahun
Ibu mengatakan keluhan keluar darah dari
kemaluan sewaktu bangun tidur, tanpa rasa nyeri. Perdarahan ini sudah terjadi
sebanyak 2 kali
Data
objektif
1. Keadaan umum
ü
TD
90/70 mm Hg,
ü
nadi
100 kali per menit,
ü
pernafasan
28 kali per menit,
2.
inspeksi
·
Conjunctiva pucat,
·
sclera tidak ikterik
·
Terlihat perdarahan pervaginam yang
cukup banyak, berwarna merah segar
·
Ibu kelihatan lemah dan pucat
3. palpasi
TFU
3 jari di atas pusat
4. pemeriksaan labor
Hb 9,5 gr%.
2.
Apakah
kemungkinan diagnosa yang paling tepat pada kasus di atas?
JAWAB
Ibu
hamil G1P0A0H0 , usia kehamilan 28
minggu , janin hidup , tunggal , interauterin , let-kep, pu-ka , keadaan jalan
lahir abnormal, KU ibu dan janin sedang dengan Plasenta previa
Dasar :
ü Ibu
mengatakan ini kehamilan pertamanya
ü DJJ(+)
ü terlihat
gerakan janin
ü teraba satu bagian besar
ü Ibu
tidak merasa nyeri saat palpasi
ü Pada
bagian terbawah perut ibu teraba bagian yang keras,bulat,melenting,kemungkinan
kepala janin
ü PU-KI
ü TTV
kurang baik
·
Td: 90/70 mmhg
·
Nadi 100 x/i
·
Pernafasan 28 x/i
ü keluar
darah dari kemaluan ibu sewaktu bangun tidur dan tanpa rasa nyeri,ini sudah
terjadi sebayak 2 x,Konjungtifa pucat,sclera tidak ,Ibu kelihatan lemah dan
pucat
3.
Apakah
tindakan segera paling tepat dilakukan bidan?
JAWAB
ü Observasi
banyaknya perdarahan pervaginam dan tanda – tanda vital
ü Jelaskan pada ibu bahwa ibu tidak
dapat melaksanakan persalinan secara normal tetapi harus secara seksio sesaria
karena ada plasenta yang menutupi jalan lahir.
ü
dirujuk
4.
Apakah
rencana asuhan kebidanan yang paling tepat diberikan?
JAWAB
1. Terminasi. Kehamilan segera
diakhiri sebelum terjadi perdarahan yang membawa maut, misalnya: kehamilan
cukup bulan, perdarahan banyak, parturien, dan anak mati (tidak selalu).
a. Cara vaginal yang bermaksud
untuk mengadakan tekanan pada plasenta, yang dengan demikian menutup
pembuluh-pembuluh darah yang terbuka (tamponade pada plasenta).
b. Dengan seksio sesarea, dimaksudkan untuk mengosongkan rahim hingga rahim
dapat berkontraksi dan menghentikan perdarahan. Seksio sesarea juga mencegah terjadinya robekan
serviks yang agak sering terjadi pada persalinan per vaginam.
2. Ekspektatif.
Dilakukan apabila janin masih kecil sehingga kemungkinan hidup di dunia luar
baginya kecil sekali. Sikap ekspektatif tertentu hanya dapat dibenarkan jika
keadaan ibu baik dan perdarahan sudah berhenti atau sedikit sekali
5.
Apakah
pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa pada kasus
di atas?
JAWAB
Pemeriksaan
dengan Alat
a. Pemeriksaan inspekulo, adanya
darah dari ostium uteri eksernum
b. Pemeriksaan USG:
- Transvaginal Ultrasonografi dengan keakuratan dapat mencapai 100 %
identifikasi plasenta previa
- Transabdominal ultrasonografi
dengan keakuratan berkisar 95 %
- MRI dapat digunakan untuk membantu
identifikasi plasenta akreta, inkreta, dan plasenta perkreta.
Pemeriksaan labor
Lakukan pemeriksaan
darah lengkap,yaitu golongan darah dan factor RH
KASUS VII
Seorang perempuan
berusia 23 tahun datang ke BPM dengan keluhan keluarnya air-air yang banyak,
merembes melalui kemaluan sejak 2 jam yang lalu, cairan tersebut berbau amis.
Dari hasil pemeriksaan ditemukan tanda vital dalam batas normal, TFU 3 jari di
bawah prosessus xipoideus. Pemeriksaan inspekulo terlihat cairan merembes dari
canalis servikalis.
1. Apakah data fokus pada kasus di atas? (tuliskan data
subjektif dan objektif)
JAWAB
Data
subjektif
-
Ibu mengatkan usianya 23 tahun
-
Ibu mengatakan keluhan keluarnya air-air
yang banyak, merembes melalui kemaluan sejak 2 jam yang lalu, cairan tersebut
berbau amis
Data
objektif
1. KU (TTV)
o
TD:120/80 mmHg
o
N:79x/i
o
R:20/i
o
S:36,8°C
2. Palpasi
TFU
3 jari di bawah prosessus xipoideus.
- inspeksi
Pemeriksaan inspekulo terlihat cairan merembes dari
canalis servikalis.
2.
Apakah
kemungkinan diagnosa yang paling tepat pada kasus di atas?
JAWAB
Ibu
hamil G1P0A0H0 , usia kehamilan 31-32 minggu , janin hidup , tunggal ,
interauterin , let-kep, puka , keadaan jalan lahir normal, KU ibu
dan janin dengan Ketuban Pecah Dini
Dasar
·
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang
pertamanya
·
DJJ(+)
·
terlihat gerakan janin
·
teraba satu bagian besar janin
·
Ibu tidak merasa nyeri saat palpasi
·
Pada bagian terbawah perut ibu teraba
bagian yang keras,bulat,melenting,kemungkinan kepala janin
·
PU-KI
·
TTV dalam batas normal
·
Ibu keluar air yang banyak,merembes dari kemaluannya
sejak 2 jam yang lalu,Ibu mengatakan air tersebut berbau amis
3.
Apakah
tindakan segera paling tepat dilakukan bidan?
JAWAB
v Lakukan
pemeriksaan fisik pada pasien
v Rujuk
ibu ke rumah sakit dengan pemasangan infuse
v Berikan
antibiotic
v Jika
umur kehamilan <32-34 minggu dirawat selama air ketuban masih keluar
v Kolaborasi
dengan dokter SpOg
v Anjurkan
ibu untuk melakukan USG secara teratur per 3-4 minggu
v Lakukan
segera tes lakmus
4.
Apakah
rencana asuhan kebidanan yang paling tepat diberikan?
JAWAB
Ø
informed
consent,
Ø
beri
support pada ibu,
Ø
pasang
infus ranger laktat 500 cc 16 tetes/30 menit dan pasang kateter,
Ø
observasi
tanda-tanda vital,
Ø
jelaskan
penyebab nyeri,
Ø
observasi
pemberian cairan infus 16 tetes/30 menit, observasi kandung kemih
5.
Apakah
pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa pada kasus
di atas?
JAWAB
v
Pemeriksaan secara langsung cairan yang
merembes tersebut dapat dilakukan dengan kertas nitrazine, kertas ini mengukur
pH (asam-basa). pH normal dari vagina adalah 4-4,7 sedangkan pH cairan ketuban adalah
7,1-7,3. Tes tersebut dapat memiliki
hasil positif yang salah apabila terdapat keterlibatan trikomonas, darah,
semen, lendir leher rahim, dan air seni. Pemeriksaan melalui ultrasonografi
(USG) dapat digunakan untuk mengkonfirmasi jumlah air ketuban yang terdapat di
dalam rahim
v Jelaskan
kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
v Anjurkan
ibu untuk istirahat dikamar tidur,kecuali ibu ingin kekamar mandi
v Anjurkan
ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan
KASUS VIII
Seorang
perempuan berusia 27 tahun datang ke BPM pada tanggal 30 April 2012 dengan
keluhan nyeri hebat pada setiap pergerakan anak. Ibu mengatakan bahwa ini
adalah kehamilannya yang ke-2. HPHT 3 September 2011,.Pada saat pemeriksaan
ditemukan tinggi fundus uteri ibu tampak lebih kecil dari usia kehamilan, dan
pada saat dilakukan palpasi ibu berteriak kesakitan.
1. Apakah data fokus pada kasus di atas? (tuliskan data
subjektif dan objektif)
JAWAB
Data
subjektif
Ø Ibu
mengatakan usianya
27 tahun
Ø Ibu mengatakan keluhan nyeri hebat pada setiap pergerakan
anak.
Ø Ibu mengatakan bahwa ini adalah kehamilannya yang ke-2.
Ø Ibu
mengatakan HPHT 3 September 2011
Data
objektif
ü Saat
pemeriksaan ditemukan tinggi fundus uteri ibu tampak lebih kecil dari usia
kehamilan,
ü
Pada
saat dilakukan palpasi ibu berteriak kesakitan
2.
Apakah
kemungkinan diagnosa yang paling tepat pada kasus di atas?
JAWAB
Ibu
hamil G2P1A0H1 , usia kehamilan 37-38
minggu , janin hidup , tunggal , ekstrauterin KU ibu kurang baik, dengan kehamilan ektopik
Dasar
ü
Ibu
mengatakan ini kehmilan yang ke 2
ü
HPHT 3 september 2011
ü
Ibu
merasakan pergerakan janin
ü
Pada
palpasi taraba satu basar bagian besar janin
ü
Saat palpasi ibu merasa nyeri
ü Pada
bagian terbawah perut ibu teraba bagian yang keras, bulat, melenting, kemungkinan
kepala janin
ü PU-KI
ü Persalinan
yang lalu normal
ü
Ibu mengatakan keluhan nyeri hebat pada
setiap pergerakan anak ,saat pemeriksaan ditemukan tinggi fundus uteri ibu
tampak lebih kecil dari usia kehamilan, pada saat dilakukan palpasi ibu
berteriak kesakitan
3.
Apakah
tindakan segera paling tepat dilakukan bidan?
JAWAB
Rujuk
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparotomi.
Pada laparotomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit bagian
dari adneksa yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus
diperbaiki dan darah dalam rongga perut sebanyak mungkin dikeluarkan. Dalam
tindakan demikian, beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu: kondisi
penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi reproduksinya, lokasi
kehamilan ektopik. Hasil ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi (pemotongan
bagian tuba yang terganggu) pada kehamilan tuba. Dilakukan pemantauan terhadap
kadar HCG (kuantitatif). Peninggian kadar HCG yang berlangsung terus menandakan
masih adanya jaringan ektopik yang belum terangkat.
Penanganan pada kehamilan ektopik dapat pula dengan
transfusi, infus, oksigen, atau kalau dicurigai ada infeksi diberikan juga
antibiotika dan antiinflamasi. Sisa-sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan
sedapat mungkin supaya penyembuhan lebih cepat dan harus dirawat inap di rumah
sakit.
4.
Apakah
rencana asuhan kebidanan yang paling tepat diberikan?
JAWAB
ü
Upaya
stabilisasi dengan merestorasi cairan tubuh dengan larutan kristaloid NS atau
RL (500ml dalam 15 menit pertama) atau 2 L dalam 2 jam pertama.
ü
Kemoterapi.
Kriteria khusus diobati dengan cara ini kehamilan di pars ampullaris tuba belum
pecah diameter kantung gestasi ≤ 4 cm, perdarahan dalam rongga perut ≤ 100ml,
tanda vital baik dan stabil. Obat yang digunakan metotrexate 1mg/kg IV dan
sitrovorum vactor 0,1mg/kg IM berselang-seling setiap hari selama 8 hari.
ü Kuretase.
5. Apakah pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan untuk
menegakkan diagnosa pada kasus di atas?
JAWAB
1.
Ultrasonografi (apabila ditemukan
kantong gestasi diluar uterus yang didalamnya tampak denyut jantung janin)
2.
Laparoskopi (hanya digunakan sebagai
alat bantu diagnosti terakhir untuk kehamilan ektopik apabila hasil penilaian
prosedur diagnostik yang lain meragukan)
3.
Kuldoskopi (cara pemeriksaan untuk
mengetahui apakah dalam kavum Douglas ada darah atau cairan lain).
KASUS IX
Seorang
perempuan berusia 27 tahun datang ke BPM dengan keluhan nyeri pada ulu hati dan
perut, sulit tidur, perut lebih besar dari biasanya. Hasil pemeriksaan USG
menunjukkan bahwa tampak bayangan terselubung kabut dan bayi yang kurang jelas.
1. Apakah data fokus pada kasus di atas? (tuliskan data
subjektif dan objektif)
JAWAB
Data
subjektif
ü Ibu
mengatakan usianya
27 tahun
ü
Ibu
mengatakan keluhan nyeri pada ulu hati dan perut, sulit tidur, perut lebih
besar dari biasanya
Data
objektif
Hasil
pemeriksaan USG menunjukkan bahwa tampak bayangan terselubung kabut dan bayi
yang kurang jelas.
2.
Apakah
kemungkinan diagnosa yang paling tepat pada kasus di atas?
JAWAB
Ibu
hamil G1P0A0H0 , usia
kehamilan 24-25
minggu , janin hidup , tunggal , interauterin , let-kep, puka , keadaan jalan
lahir normal, KU ibu dan janin
baik dengan Polihidramnion
Dasar
Ibu
mengatakan ini kehamilan yang ke 1
Pada
USG terlihat adanaya janin dan satu kerangka janin
Pada
palpasi ibu tidak merasakan nyeri
L
III let-kep
LII
pu-ka
Ibu
mengatakan keluhan nyeri pada ulu hati
dan perut, sulit tidur, perut lebih besar dari biasanya.
Hasil
pemeriksaan USG menunjukkan bahwa tampak bayangan terselubung kabut dan bayi
yang kurang jelas.
3.
Apakah
tindakan segera paling tepat dilakukan bidan?
JAWAB
ü Polihidramnion
ringan, jarang diberi terapi klinis cukup diobservasi dan berikan terapi
simptomatis
ü
pada
polihidramnion yang berat dengan keluhan-keluhan harus dirawat di rumah sakit
dan bedrest.
4.
Apakah
rencana asuhan kebidanan yang paling tepat diberikan?
JAWAB
v Dilakukan pemeriksaan ultrasonografi secara teliti antara
lain untuk melihat penyebab dari keadaan tersebut
v Dilakukan pemeriksaan OGTT untuk menyingkirkan
kemungkinan diabetes gestasional
v Bila etiologi tidak jelas, pemberian indomethacin dapat
memberi manfaat bagi 50% kasus
v Pemeriksaan USG janin dilihat secara seksama untuk
melihat adanya kelainan ginjal janin
5.
Apakah
pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa pada kasus
di atas?
ü
.Rontgen foto abdomen
a.
Nampak
bayangan terselubung, karena banyaknya cairan kadang bayangan janin tidak
jelas.
b.
Foto
roentgen pada hidramnion berguna untuk diagnostic dan untuk menentukan
etiologi.
ü
Pemeriksaan
dalam selaput ketuban terasa tegang dan menonjol walaupun diluar his
KASUS X
Seorang
perempuan berusia 40 tahun G4P3A0H3 datang
ke BPM dengan keluhan sering mengeluh pusing dan pertambahan berat badan yang
cepat. Anamnesa dan pemeriksaan: tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga, riwayat
keturunan kembar ada dan tidak pernah mempunyai riwayat operasi. TD: 140/90
mmHg, S: 37,5°C, N: 79x/i, P: 21 kali/menit, pemeriksaan Leopold teraba lebih
dari 3 bagian besar janin, auskultasi: terdengar DJJ di dua tempat yang
berbeda.
1. Apakah data fokus pada kasus di atas? (tuliskan data
subjektif dan objektif)
JAWAB
Data
subjektif
·
ibu
mengatan inikehamilan yang ke 4
·
ibu
mengatakan sering mengeluh pusing dan pertambahan berat badan yang cepat.
·
Ibu
mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga, riwayat
keturunan kembar ada dan tidak pernah mempunyai riwayat operasi
Data objektif
Ø
TD:
140/90 mmHg,
Ø
S: 37,5°C,
Ø
N: 79x/i,
Ø
P: 21 kali/menit,
Ø Pemeriksaan Leopold teraba lebih dari 3 bagian besar janin,
Ø Auskultasi: terdengar DJJ di dua tempat yang
berbeda.
2.
Apakah
kemungkinan diagnosa yang paling tepat pada kasus di atas?
Ibu
hamil G4P3A0H3 , usia kehamilan 22 minggu , janin hidup , kembar,
interauterin , keadaan jalan lahir normal,
KU ibu dan janin baik dengan kehamilan gemeli
Dasar
- Ibu
mengatakan ini kehamilan yang ke 4
- DJJ +
- Ibu tidak merasa nyeri saat di palpasi
- TTV dalam batas normal
- Pemeriksaan Leopold teraba lebih
dari 3 bagian besar janin, auskultasi: terdengar DJJ di dua tempat yang berbeda.
3.
Apakah
tindakan segera paling tepat dilakukan bidan?
JAWAB
-
Prenatal
yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah komplikasi yang timbul,
-
bila
diagnosa telah ditegakkan periksa akan lebih sering (1kali seminggu pada
kehamilan 32 minggu ke atas).
-
Setelah
kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh dilarang, karena akan
merangsang partus premafurus.
-
Pertolongan
persalinan bidan tidak berwenang melakukannya (rujuk ke fasilitas pelayan yang
memadai) terkecuali atas indikasi.
4.
Apakah
rencana asuhan kebidanan yang paling tepat diberikan?
JAWAB
1.Perawatan
prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah komplikasi yang
timbul, dan bila diagnosis telah ditegakkan pemeriksaan ulangan harus lebih
sering (1 x seminggu pada kehamilan lebih dari 32 minggu).
2.
Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh sebaiknya dihindari,
karena akan merangsang partus prematurus.
3.
Pemakaian korset gurita yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya terasa
lebih ringan.
4. Periksa darah lengkap, Hb, dan golongan darah.
4. Periksa darah lengkap, Hb, dan golongan darah.
5. Apakah pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan untuk
menegakkan diagnosa pada kasus di atas?
JAWAB
pemeriksaan penunjang berupa
Ø ultrasonografi
(USG) dilakukan untuk memastikan.
Ø Pemeriksaan
serum alfa-fetoprotein juga meningkat (> 4 kali normal) pada kehamilan
kembar.
Ø Peningkatan
hormon hCG juga dapat menjadi penunjang untuk kehamilan kembar.
Ø Pemeriksaan
roentgen abdomen (perut) dapat juga dilakukan untuk melihat kehamilan kembar.
Ø Pada akhir
triwulan pertama atau awal triwulan kedua, janin dapat diperiksa kemungkinannya
menderita kecacatan ataupun penyakit keturunan.